saya ingin berbagi cerita...
ada seorang akhwat ketua organisasiku dulu di LDF dan sekarang sudah lulus dan pindah amanah yg lebih besar lagi dan jarang terlihat dikampus. dia adalah akhwat yang lemah lembut, pemurah, ramah, baik hati dan tidak sombong, cantik, manis, pintar bergaul, penyayang . dia tipe akhwat mendekati sempurna dimataku... (takut bilang sempurna karna tak ada manusia yang sempurna) kami para akhwat sangat mengaguminya karna semangatnya dan tutur katanya selalu menyentuh hati...
dulu awal-awal maba dia adalah tutor Sains'ku (belajar membaca Alquran sesuai kaidah tajwid) . dia adalah akhwat yang bercadar dan sudah kuanggap seperti kakak sendiri. anggapanku pertama kali saat melihatnya terbesit kehati-hatian karna orang2 berpandangan negatif semisal teroris, ekstream, sesat dll. setelah mengenalnya lebih dalam, mengobrol dan bercanda dengannya tidak seperti kubayangkan sebelumnya dia lucu, nyaman, dan asyik.
dibalik cadarnya orang-orang tidak mengenalinya sungguh dia bernilai plus plus dimataku. satu hal yang selalu terbesit dalam pemahaman jahiliyahku sebelum mengenal hidayah "mengapa dia pakai cadar ? padahal dia cantik, manis, pintar, ramah, lemah lembut, . kan sangat disayangkan pesonanya tidak terlihat ditutup-tutupi padahal kalau mau dandan pasti banyak yang suka." tapi tak pernah aku tanyakan takutnya nanti perkataanku salah.
dia yang mengenalkan aku pada tarbiyah awalnya aku tidak tau akan dimasukkan kedalam tarbiyah pada saat itu nama acaranya adalah android (aktualisasi diri menyonsong muslimah ideal). acaranya itu mulai jam 7:30 di ged. elektronika ada rasa malas2 pergi tapi tak enak hati selalu ditelpon dan berbagai alasan lainnya aku jawab "insya Allah nanti ya kak kutunggu dulu temanku dan masih hujan juga " (padahal tidak ada kemauan sih)
sampai jam 10 masih terus dihubungin "dimanaki dek ?kesini meki..." akhirnya memaksakan diri untuk pergi karna gak enak padahal belum mandi dan sudah sangat terlambat jadi cepat2 kesana sendiri sambil melewati jalanan becek-becek tapi membawah berkah semuanya dapat predikat sebagai peserta tergigih pas acara.
dia yang memasukkan aku pada organisasi ini tanpa kuminta, dia menjadi pendengar dan penasihat saat awal hijrahku saat aku sedih akibat penentangan, olokan, cacian dan hinaan dari keluargaku dia beriku sandaran kekuatan... terima kasih kakak.
ah kakak.. dia adalah wanita terhebat...
aku ingin memiliki jiwa sepertimu.
senyum manis sampaikan kedamaian,
tutur lembut berikan ketenangan,
pandangan mata teduh sampaikan kasih sayang,
wajah bercahaya sampaikan kejernihan hati.
tangan halus dan lembutmu yang selalu berbagi dan menyerukan semangat perjuangan menegakkan La Ilaha Illallah...
tangan itu selalu menolong saudari-saudarimu dan menjabat tangan serta bergenggaman bersama-sama hingga sampai kejannah.
kakimu tegak dalam barisan jalan para pembawa petunjuk.
aku ingin memiliki jiwa sepertimu.
senyum manis sampaikan kedamaian,
tutur lembut berikan ketenangan,
pandangan mata teduh sampaikan kasih sayang,
wajah bercahaya sampaikan kejernihan hati.
tangan halus dan lembutmu yang selalu berbagi dan menyerukan semangat perjuangan menegakkan La Ilaha Illallah...
tangan itu selalu menolong saudari-saudarimu dan menjabat tangan serta bergenggaman bersama-sama hingga sampai kejannah.
kakimu tegak dalam barisan jalan para pembawa petunjuk.
kami disini menjadi penerusmu kakak berbaris dijalan para pembawa petunjuk jalan para syuhada, kami ingin menolong agamanya Allah telah kujual dunia kami untuk Allah ... untuk akhirat.
aku tidak menjanjikan keistiqomahan tapi saya berharap tetap istiqomah dijalan ini.
kakak ingin kuakui aku mengagumimu tapi engkau sama sekali tidak minta untuk kami kagumi bahkan engkau bilang "jangan kagum sama saya dek karna apabila kita terlalu kagum sama seseorang akan menimbulkan kekecewaan"
seiring berjalannya waktu aku mulai sadar wanita dengan segala pesonanya adalah sebuah fitnah dan juga dijelaskan pada hadis bahwa wanita adalah fitnah terbesar bagi laki-laki. aku menerka-nerka mungkin itu alasannya kakak pakai cadar.. sedangkan yang tertutup masih menimbulkan fitnah apalagi yang terbuka ?
saya memang tidak bercadar sepertimu kakak meskipun aku tidak tau apakah kelak aku akan memakainya atau tidak. keadaan sekarang tidak mengizinkan aku karna akan banyak mudharatnya tapi cukuplah jilbab besar ini menjadi pelindungku meskipun rasa rasanya aku masih malu bukan karna hijabnya tapi masih ada saja yang menatap meskipun sudah berjilbab besar... rasanya ingin kututupi saja wajah ini. meskipun aku tau kekaguman itu naluri...
0 komentar:
Posting Komentar