saya banyak mendengar cerita...
"dulu tuh pas kuliah dia berjilbab besar tapi semenjak kerja dan ada suaminya, jilbabnya sekarang sampai leher."
"dulu tuh dia seorang akhwat aktivis dakwah tapi semenjak dapat beasiswa s2 diluar negri penampilannya sekarang berubah jadi modis dan tidak kenal intraksi."
"dulu itu dia pakai cadar tapi dilarang sama orang tuanya dan mau diusir kalau masih tetap pakai dan akhirnya perkembangannya sekarang dia masih pakai jilbab tapi ketat dan tidak syar'i."
"dulu tuh dia tarbiyah tapi semenjak menikah dengan orang awam, dia dilarang suaminya untuk tarbiyah"
dulu....
dulu. ..
dan dulu. ..
dulu. ..
dan dulu. ..
atau pernah dibilangin "begitu mekow berjilbab besar, nanti mulepas jhi juga nanti.'
inilah pentingnya sebuah jamaah, kita harus selalu berkumpul agar membuat kita selalu istiqomah.
sesungguhnya aku takut suatu hari dimana akupun dan kalian demikian juga..
aku dan kalian berpisah-pisah pergi ntah kemana melanjutkan hidup, (ntah menikah atau bekerja atau melanjutkan sekolah)
lupa dan jauh dari jamaah..
aku takut kita kembali lagi kemasa jahiliyah yang berjilbab modis atau ketat dan ikat leher, hilang rasa malu dan berbuat sesukanya, tenggelam dalam hawa nafsu, lalai dan timbul banyak penyakit hati ...
aku sangat takut dengan pengaruh-pengaruh lingkungan sekitarku nantinya bakal seperti apa dan begitupun kalian.
akupun takut orang-orang sekitarku bakal merubahku nantinya menjadi berbeda.
aku dan kalian berpisah-pisah pergi ntah kemana melanjutkan hidup, (ntah menikah atau bekerja atau melanjutkan sekolah)
lupa dan jauh dari jamaah..
aku takut kita kembali lagi kemasa jahiliyah yang berjilbab modis atau ketat dan ikat leher, hilang rasa malu dan berbuat sesukanya, tenggelam dalam hawa nafsu, lalai dan timbul banyak penyakit hati ...
aku sangat takut dengan pengaruh-pengaruh lingkungan sekitarku nantinya bakal seperti apa dan begitupun kalian.
akupun takut orang-orang sekitarku bakal merubahku nantinya menjadi berbeda.
kita sadar kelemahan diri... ada yang mudah terpengaruh termasuk saya. lingkunganku baik akupun ikutan baik, lingkunganku buruk akupun ikutan buruk. tapi semoga tidak terjadi dengan bekal agama yang kita punya kita dapat memilih seperti apa kehidupan yang kita jalani nantinya tapi Allahu Wa'Lam kedepannya kita tidak tau akan seperti apa kelanjutannya, Allah lah penggenggam hati dan perancang takdir kita cuma bisa berharap agar diri ini selalu diistiqomahkan dalam kebenaran.
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.” QS. Âli ‘Imrân [3]: 8).
wahai ukhti....
tidakkah engkau iri ?
Sesungguhnya aku iri melihat mereka ibu-ibu yang sampai sekarang masih istiqomah dijalan dakwah bersama suaminya untuk perbaikan umat, mereka melahirkan anak-anak yang sholeh dan sholehah yang Masya Allah luar biasa.
Aku iri dengan mereka yang meninggal sedari muda yang masih istiqomah dengan hijab besarnya, yang masih gigih perjuangannya, yang masih kuat tekadnya,. yang bersabar diatas sunnah.
bisakah kita pertahankan keistiqoman diri sampai ajal menjemput ? tidakkah kita rindu bertemu dengan-Nya dan menikmati syurga yang telah dijanjikan-Nya kepada orang-orang beriman sebagai balasan buah dari kesabaran kita ?
duhai ukhti.... aku tau kita pasti pernah merasakan yang namanya titik jenuh , akupun demikian. ingin istirahat, bosan, malas, capek, terasa begitu berat melewatiNya. Ujianpun serasa menjadi penghias bagi hamba Allah yang dikasihinya yaaa... Mujahadah itu memang pahit karna syurga itu manis.
tiada hal yang paling indah jika dapat melihat wajah Allah diakhirat kelak. maukah engkau ?
lebih baik mati dalam keadaan yang baik yang Allah ridhoi dari pada harus mati dalam keadaan lalai dan tidak beriman.
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati (manusia), tetapkanlah hati kami untuk selalu pada agama-Mu
0 komentar:
Posting Komentar