Jumat, 31 Agustus 2018
Jangan merasa paling menderita !
Ketika dakwah tidak diinginkan keberadaannya,
Hati yang keras membatu akan susah untuk menerima nasehat,
Lantas kemana hal yang harus ditempuh ketika dakwah dikecam ?
Rasanya hati ingin berontak namun islam mengajarkan kelemah lembutan,
Ketika hati rasanya ingin menangis, tenanglah Allah selalu bersamamu meskipun dalam keadaan sendiri.
Ketika jauh dari jamaah,
Sulitlah rasanya untuk istiqomah.
Kemanakah penguat langkah ? Yang selalu bersama dalam suka dan duka, saling berpesan-pesan dalam kebenaran.
Ketika langkah kaki begitu merindukan majelis namun apa daya terkukung dalam pagar besi yang penuh sesak. Kemanakah kebebasan yang dulu?
Ketika dakwah menjadi kebahagiaan,
Bahagia rasanya menebar kebaikan,
Melihat senyum saudari-saudari penguat langkah,
Bolehkah aku merindukan itu lagi ?
Dakwah adalah cinta dan cinta akan meminta segalanya dari dirimu. Lantas kemana cinta itu kini?
Dan memang kini semua itu hanya dalam tumpukan kenangan,
Kenangan yang mengingatkan bahwa kita pernah tertatih dalam perjuangan yang sama. Kenangan yang selalu dirindukan.
Ya... Inilah islam minoritas
Islam yang datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana ia bermula
Tapi dakwah tetap akan ada dan terus berjalan, sendiri ataupun beramai-ramai meskipun sulit rasanya untuk istiqomah.
#curhatansubuh
Ditunda, disempurnakan, dibatalkan.
Mengikhlaskan itu adalah hal yang mudah jika dari awal kita tidak terlalu berharap dan menjatuhkan hati terlalu dalam kepada seseorang yang belum tentu menjadi milik kita.
Kita akan sadari bahwa Allah akan memberi kita yang terbaik menurut-Nya pada waktu yang tepat. Dan Kedewasaan Iman membuat kita berpikir bahwa tampan dan mapan bukanlah prioritas namun iman dan akhlaq yang paling utama.
#rencanaAllah #pilihanAllah
Parenting
Pahamilah dan terapkan jika suatu saat aku dan kalian menjadi orang tua.
1. Jangan membebani/ menyuruh anak dengan pekerjaan rumah jika ia terlihat sedang sibuk belajar, biarkan ia belajar bukankah orang tua juga akan bangga jika anaknya mendapat prestasi?
2. Jangan pernah membanding-bandingkan anak dengan anak orang lain karna setiap anak punya keistemewaannya masing-masing. Bisa jadi anak yang selalu dibanding-bandingkan disukai oleh teman-temannya karna sebab hal lain dibanding anak yang dibandingkan.
3. Jangan pernah melarang/ mengatur kebebasan sang anak biarkan ia berkembang tentunya jika kebebasan itu bersifat positif baginya. Biarkan ia bertumbuh menemukan potensi terbaiknya. Dan tetaplah mendukungnya selama itu masih dalam hal positif dan tidak melanggar agama. Anak yang selalu dikekang dan diatur bisa jadi dia akan memberontak nantinya.
4. Tetap didik anak dengan baik, tanamkan pemahaman agama yang benar sedari dini dan jika anak melakukan kesalahan, tegas boleh saja namun jangan pernah memukul dan melukai fisiknya hingga memar karna itu akan menyakiti sang anak dan akan membuat cacat pada pribadinya. Dan berilah hukuman dengan cara yang bijak seperti menghapal surah Alquran, membersihkan halaman rumah, atau uang jajan dipotong dll.
5. Jangan pernah memanggil anak dengan sebutan bodoh, malas dll semarah-marahnya orang tua jangan sampai panggilan itu melesat sehingga dapat mematikan karakter sang anak,ucapkan kata-kata dengan panggilan yang terbaik yang mengandung doa untuknya.
Diatas adalah sedikit dari beberapa contoh, Semoga suatu saat kalau kita menjadi orang tua, kita bisa memberi pemahaman yang baik dan mampu mendidiknya dengan baik. Sehingga apa yang terjadi mungkin sama kita dulu tidak akan terjadi kepada anak kita nantinya.
#pendidikankarakter #parenting #educator#teacher
Mengapa menulis itu susah ?
Menulis adalah proses
yang memakan waktu dan membuat otak terus bekerja mengutarakan pikiran dan isi hatinya
namun tampaknya menulis itu adalah hal yang susah bagi sebagian yang lain, namun
sebagian yang lain menjadikan menulis adalah hoby dan kesenangan seolah
terlihat mudah namun sebenenarnya perlu pengorbanan, kesusahan, editan berkali-kali dan kerumitan yang
luar biasa. Namun kalau sudah terbiasa insya Allah akan mengalir dengan
sendirinya yang penting istiqomah biar sedikit-sedikit karna ketika kita
berhenti akan sulit memulai kembali bahkan lupa sebaliknya jika diasah terus
menerus maka akan semakin mahir.
Berikut ini adalah
sebuah pertanyaan dalam pikiran saya sendiri atau mungkin kalian ingin
mengetahui hal yang serupa “Mengapa orang tidak tertarik menulis?” atau “Mengapa
menulis itu susah?”
1. Menulis
harus mempunyai banyak waktu.
Banyak
dari kita enggang untuk menulis karna kesibukan, pikirnya penulis itu adalah tugas
seorang pengangguran dan orang patah hati sehingga mendedikasikan waktunya
untuk menulis padahal tidak juga, lihatlah Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, Andrea
Hirata, Uztad Felix Siauw dll yang terkenal itu dan beberapa pemateri yang saya
tau dari training dulu mereka juga punya kesibukan lain seperti dosen, guru, aktivis
dll namun masih menulis. Banyak diantara kita jika ditanya “mana buku hasil
tulisannya ? kapan mau menulis ?” rata-rata menjawab “sibuk gak ada waktu.”
padahal kesibukan itu akan terus berlanjut dan tidak berkesudahan. Writing,, if
you have free time !
2.
Menulis bukan pekerjaan keren
Menjadi
seorang penulis memang bukanlah hal yang utama, kalau dilihat dari KTP tidak
ada orang yang mencamtunkan pekerjaannya sebagai seorang penulis,begitupun jika
melamar seorang wanita tak ada calon mertua yang menganggap kalau menulis itu
pekerjaan yang menjanjikan. Namun apa salahnya jika menulis sesuatu yang
berhubungan dengan pekerjaan saat ini ? jika anda seorang guru atau dosen anda
bisa menulis buku pelajaran, jika anda seorang public figure anda bisa
menceritakan pengalaman hasil pencapaian dan lika liku kehidupan anda lewat
sebuah tulisan sehingga bisa menginspirasi yang lain, atau jika anda seorang
pengusaha anda bisa memberikan trik khusus membangun sebuah bisnis lewat sebuah
tulisan, jika anda pengamat politik anda bisa membagikan opini melalui tulisan,
jika anda mahasiswa atau siswa anda bisa menulis novel atau cerpen. jika anda kuliah
diluar negeri anda bisa membagikan pengalaman dan budaya selama disana dan trik
khusus berkuliah disana, is not impressive ?
3.
Tidak mempunyai Skill
Untuk
menulis sebuah kata memang membutuhkan skill, perlu latihan berkali-kali, perlu
melahap banyak bacaan, mempunyai banyak referensi, dan biasanya juga ditolak
berkali-kali dan itu tak mudah menjadi seorang penulis. Adapun skill itu bisa
diciptakan dengan ketertarikan dan hoby, jika kita berkumpul dengan orang-orang
yang suka menulis ataupun sebuah komunitas khusus berkaitan kepenulisan kita
akan ikut termotivasi dan menghasilkan sebuah karya bersama. Bukan hanya itu
sebelumnya kita dibimbing bagaimana cara menulis yang baik sehingga skill itu
akan terbentuk dengan sendirinya tentunya dengan latihan berkali-kali.
4.
Proses yang lama
Tak ada
hasil tanpa proses, rata-rata seorang penulis buku yang saya dengar ceritanya
memulai semuanya dari bawah ntah itu tulisannya dimuat di mading, majalah, koran,
website terkenal itu sudah sangat membahagiakan sekali bagi mereka jika namanya
dan tulisannya tertera disana atau mengikuti lomba-lomba berkaitan kepenulisan
dan mendapat juara. Tapi itu tidak mudah menaklukkannya karna banyaknya pesaing
sehingga karyapun tersingkirkan bahkan ada beberapa yang dibaca judulnya saja
oleh penyeleksi ditolak jika memang tidak tertarik dilewatkan begitu saja dan
biasanya memang sebab hal lain karna penempatan huruf dan tanda baca ataukah memang
tulisan tidak menarik sama sekali. Nah, biasanya untuk penulis pemula rata-rata
mereka mencari nama biar dikenal dulu sebelum menulis sebuah buku agar
prosesnya lebih dimudahkan dan dikenali.
5.
Alur yang lama.
Jika kita
sudah membuat buku dan siap untuk di publish maka penerbit biasanya memberi waktu
tunggu 3-6 bulan untuk membaca naskah tersebut, karna banyaknya naskah-naskah
lain sebelum akhirnya diputuskan ditolak atau diterima oleh penerbit mayor
bahkan ada yang sama sekali tidak mendapatkan kejelasan apapun.
Sedikit
perbedaan antara penerbit mayor dengan penerbit self-publishing jika penerbit
mayor ini adalah penerbit terbesar dan bagusnya ini gratis, mereka yang
mengatur cetakannya, mempublish buku sehingga karya kita bisa dikenal, kita
hanya tinggal duduk-duduk saja menunggu komisi seberapa banyak buku yang sudah
laku terjual itulah komisi yang akan kita dapatkan tentunya hasilnya dibagi
dengan penerbit dan ini yang paling banyak diburu, berbeda dengan penerbit
self-publishing yang berbayar karna kita yang mencetaknya sendiri, kita yang
menjual dan mempromosikan buku hasil karya sendiri, dan biasanya untuk buku
seperti ini tidak harus lolos tahap seleksi terlebih dahulu bahkan bisa diedit
kembali oleh editornya atau dibuatkan sampul tergantung jika kita mempunyai
biaya yang lebih dan hasil penjualan tetap ada ditangan kita. The matter I never
to tried it but I hear and see this is problem for writer.
6.
Takut dikritik
Tak ada
hasil sempurna tanpa dikritik terlebih dahulu, dan jikapun ada kesalahan pada
tulisan ini silahkan dikritk.Namun biasanya penikmat bacaan tidak mempedulikan
hal yang demikian yang penting baca, carilah ahli yang lebih senior dan mau
membetulkan dan jikapun tidak mendapatkannya yang penting menulis dan biarkan
penamu mengalir mengikuti pikiran dan hatimu. Ada sebuah alasan mengapa orang
menggunakan nama pena saat menulis salah satunya karna takut dikritik tak
mengapa menggunakan nama samaran selama itu bagus dan mau membangun, adapun alasan
lain karna cukup tulisannya yang dikenali bukan orangnya, atau karna nama pena
memang lebih keren, unik, ringkas jika digunakan dan mempunyai makna tersendiri
bagi penulisnya contoh ; Tere Liye, Rindu Renata, N.H Dini, Dewi Dee, Pamusuk
Nasution dll. Untuk hal yang ini saya kadang menggunakan nama pena Alya Al
Mardhiyah atau AR singkatan nama saat ini tapi bukan sebuah buku karna ada buku
yang berjudul AR tapi bukan saya yang tulis biar bagaimanapun kebanyakan
tulisan saya memang tidak saya sertakan nama mungkin alasanya belum pede kali
ya. . Perhaps, Next time I can tried self-confident ! Don’t following me
because I just writing if i have good mood,
find ideas, good weather and free time.
7.
Orang lebih senang membaca gadget dari pada
buku
Faktanya
memang demikian orang diindonesia lebih senang baca gadget dari pada buku
berbeda dengan orang luar negeri misalnya jepang, mereka menunggu antrian sembari
membaca sebuah buku dan pantaslah jepang menjadi negara yang maju saat ini. Padahal
buku dan gadget tingkat pemahamannya berbeda, buku
menjelaskan sesuatu secara detail sedangkan gadget hanya menyajikan informasi
pada saat itu juga. Meskipun banyak ebook digital yang tersedia namun pemahaman
yg utuh, daya tangkap yang cerdas, kegiatan membaca yang santai dan tenang,
ketertarikan menulis itu semua didapatkan dari buku. Meskipun saya jurusan IT
yang selalu berhubungan dengan teknologi namun saya merasa khawatir jikalau
nantinya buku akan dilindaz oleh zaman digantikan oleh pembaca gadget saat ini.
Lalu kemanakah sang pembaca sejati yang mau membaca dan menulis buku ? *Jleebb..
nasehat pribadi.
Sebagai
penutup ada sebuah motivasi semoga bisa menjadi inspirasi bersama yang mungkin
saat ini lagi malas-malasnya menulis atau tak ada ketertarikan sama sekali untuk
menulis.
“Menulislah sebelum namamu ditulis pada batu
nisan”
~Unknown
“Kendati bukan satu-satunya jalan, menulis
dapat mengejawatahkan eksistensi pelakunya. Dengan menulis orang sekaligus
berekspresi, berkomunikasi dan yang paling penting meninggalkan jejak pikiran
untuk masa yang tak terhingga. Wer liest, weib. Wer schreibt, bleibt.
~kata pribahasa jerman
“orang boleh pandai setinggi langit, tapi
selama ia tidak menulis ia akan hilang didalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis
adalah bekerja untuk keabadian”
~Pramoedya Ananta Toer
“Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau
ketahui. Tulislah tentang pengalamanmu sendiri”
~J.K Rowling
x
Minggu, 10 Juni 2018
Pengalaman Awal Mula Menjadi Dosen
Saya adalah salah satu dosen lokal
dipoliteknik negeri yang ada didaerah saya meskipun belum berstatus dosen
tetap, masih berstatus dosen tidak tetap tapi tak mengapa karna ini adalah awal
karier saya yang sesungguhnya dan ini adalah cita-cita saya dari dulu. Menjadi
dosen itu adalah salah satu target hidup saya dan saya tidak menyangka bisa
menjadi dosen diusia yang begitu sangat muda usia 22 tahun pada saat saya baru
lulus dijenjang S1.
Baru kemarin rasanya menjadi
mahasiswa, masih berkutat pada tugas akhir yaitu skripsi, masih setia menunggu
untuk konsultasi dengan pembimbing, masih terus mengejar-ngejar dosen untuk
mendapatkan tanda tangannya, masih suka berorganisasi dan mengikuti
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk pengembangan diri semasa ditanah rantau.
Ahhh… Baru kemarin rasanya pikirku diwaktu itu dan kemudian saya berada didunia
yang masih asing bagiku “Dunia Dosen”.
Di awal karier saya menjadi
dosen, rasanya agak canggung itu pasti, saya melihat wajah para dosen-dosen
lama, pikirku waktu itu “apa bisa ya saya berbaur dengan mereka?”. Sementara
saya menganggap diri saya masih seperti mahasiswa bukan dosen, ingatanku
kembali pada saat menjadi mahasiswa menganggap mereka adalah dosen saya.
Saya sangat bersyukur ketika
disuruh berkoordinasi dengan dosen tamu dari samarinda untuk melanjutkan mata
kuliah yang dia ajarkan disitu saya belajar supaya tidak canggung lagi, dosen
yang terpaut jauh umurnya diatas saya sekitar umur 50-an itu memanggil saya
dengan sebutan “ibu” dan disitu saya merasa menjadi dosen sesungguhnya dan saya
beranggapan jika memasuki dunia kerja adapun panggilan ibu/bapak itu adalah
panggilan formal untuk menghormati orang lain. Dan saya juga merasa bersyukur
sekali disuruh berkoordinasi juga dengan pak d***** dosen senior disana yang
sama dengan jurusanku jadi saya bisa leluasa bertanya tentang apa-apa yang
tidak saya ketahui dan memang orangnya masih muda ramah, baik hati serta tidak
sombong.
Saya menunggu lama untuk masuk
mengajar setelah dosen tamu dari samarinda kembali, Untuk pertemuan pertama
saya tidak masuk karna terasa mendadak dan belum ada pemberitahuan tetapi cukup
kaget ketika tiba-tiba ada mahasiswa menelepon dinomor saya dan saya belum ada
persiapan materinya dan rumah saya sangat jauh dari kampus tapi pertemuan selanjutnya
saya mencoba masuk dengan persiapan yang cukup.
Meskipun diterpa hujan ditengah
jalan menuju kampus, saya mencoba untuk tetap datang dan memberanikan diri,
pikiran mulai bertanya-tanya apakah saya ini sudah terlihat seperti dosen atau masih
seperti mahasiswa? Kira-kira mahasiswanya gak tua dari saya kah ? kira-kira
mereka hormat gak ya sama saya ? dan berjuta pertanyaan-pertanyaan lain
mengelilingi pikiranku. Kemudian sesampai dikampus, disamping tangga saya melihat
banyak mahasiswa berkumpul menunggu dosennya kemudian saya hampiri dan bertanya
“Dek Kelas 1A yang mana ya ?”
kemudian mereka menjawab “tidak
ada kelas 1A kak, kelas 2A ”
“Jadi ini kelas berapa?”
“Kelas 2A”
“Oh iya maksud saya itu, belajar
di Lab’kan ?”
“iya”
“Kalau begitu kalian masuk di Lab
sekarang”
Kemudian mereka mengikuti saya
dari belakang untuk bersama-sama menuju lab, tampak ada mahasiswa yang tidak
begitu menghormati saya, dia tertawa sambil berjalan Ntah menertawakan saya
atau hanya perasaanku saja.
Ketika semuanya sudah berkumpul
hal pertama yang saya lakukan adalah meminta maaf karna salah ucap kelas dan
meminta maaf karna tidak sempat hadir pekan lalu kemudian saya lanjutkan dengan
perkenalan, saya melihat mereka begitu tertarik tentang perkenalan kali ini dan
mereka merespon dengan baik setelah perkenalan saya melakukan Tanya jawab
tentang sejauh mana materi yang mereka dapatkan dari dosen samarinda kemudian
saya lanjutkan materi setelahnya.
Saya begitu senang melihat mereka
begitu menghormati dosennya, begitu memperhatikan jika saya menjelaskan, dan
tenang pada saat mata kuliah yang saya bawakan dan juga ada beberapa mereka
yang canggung saat saya panggil dan berhadapan dengan saya. Di awal awal mata
kuliah yang saya bawakan saya bercerita tentang pengalaman semasa kuliah dulu
dan mereka begitu tertarik jika saya bercerita dan itupun bukan mudah bagi saya bercerita kalau selama ini
saya pribadi yang tertutup, Dan saya adalah pribadi yang serius dan sangat
serius untuk mencapai target.
Dipertemuan terakhir saya masuk
dalam kelas mahasiswa disitu saya menyampaikan hal-hal apa yang harus mereka
pelajari untuk UAS dan diakhir kata saya menyuruh mahasiswa saya untuk
memberikan kritik dan saran terhadap cara mengajar saya selama ini dan
rata-rata mereka banyak menyampaikan uneg-uneg terhadap saya. Maaf terkadang
saya tidak menyadarinya dan saya rasanya masih banyak kekurangan dan sangat
jauh dari kata sempurna. Ternyata benar kata pepatah menilai orang lain itu
mudah tetapi menilai diri sendiri itu sulit, untuk melihat dirimu tanyakan saja
kepada orang lain. Dan diakhir kata saya mengucapkan terima kasih atas kritik
dan sarannya dan saya juga mengundang mereka semua untuk datang pada hari raya
kerumah saya bertamu. Semoga aja mereka datang.
Sebagai dosen
baru yang minim pengalaman saya harusnya banyak-banyak lagi menguasai keadaan
kelas, tidak terburu-buru dalam menjelaskan, memperhatikan mahasiswa yang
ketinggalan, memberi contoh yang mudah dipahami,selalu memberi umpan balik serta menerapkan metode-metode
pengajaran yang mudah dimengerti oleh mahasiwa. Semoga saya masih diberi
kesempatan ntah dikelas mereka lagi atau dikelas lain, saya ingin mengubah cara
saya mengajar, dan melakukan pendekatan lebih dalam terhadap peserta didik.
Jumat, 08 Juni 2018
Kata Orang Cinta Itu....
Kata orang cinta itu buta, jatuh cinta itu indah, cinta itu unik, dll
Tapi janganlah terlalu berlebihan kawand agar sakitnya tidak terasa .Begitu perkataan yang sering kudengar.
Tapi janganlah terlalu berlebihan kawand agar sakitnya tidak terasa .Begitu perkataan yang sering kudengar.
Cinta memang bisa menerbangkan kita keangkasa namun cinta juga bisa membuat hati kita mati rasa.
Dan Kini...
Aku ingin menjadi pagi yang mengganti pekat dan penatnya malam,
Aku ingin menjadi pagi yang meluruhkan kelam dengan cahaya tenang,
Aku ingin menjadi pagi yang udaranya terasa lapang.
Menjadi pagi yang diawali tangguhnya niat karna Allah.
Aku ingin menjadi pagi yang mengganti pekat dan penatnya malam,
Aku ingin menjadi pagi yang meluruhkan kelam dengan cahaya tenang,
Aku ingin menjadi pagi yang udaranya terasa lapang.
Menjadi pagi yang diawali tangguhnya niat karna Allah.
Menjadi pagi bukan untuk seseorang tetapi menjadi pagi untuk setiap orang yang membutuhkan kehadirannya.
Nunukan, 31 Mei 2018
Jumat, 23 Maret 2018
Dilema Fresh Graduate
Assalamu Alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Sesungguhnya rezeki itu
milik Allah tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongannya, tempat kami
meminta dan berserah hanya kepada-Nya. Allahu Rabbi..
Izinkan saya membagi
sebuah kisah yang saya alami sendiri semasa lulus kuliah dan mungkin sebagian
dari kita juga yang masih fresh gruadate’pun juga sama mengalami yang namanya
dilema pekerjaan.
Saya baru lulus kuliah waktu
Desember 2017 jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer disalah satu
kampus negeri yang ada dikota makassar. Setelah pindah dari dunia kampus inilah
saatnya untuk saya mencari pekerjaan untuk mengaplikasikan ilmu saya ditengah
masyarakat. Saya kembali ke’kampung saya meninggalkan kehidupan di kota besar
yang dimana banyak sekali pengalaman dan teman-teman yang saya dapatkan disana
dan bukan mudah untuk lepas dari sebuah kota yang memberikan banyak cerita dan
kisah menarik, memberikan banyak ilmu, pelajaran dan pengalaman. Dan kini
rindu,,, apa kabarmu ??? dan ingin lagi, dan ingin lagi jumpa (kok jadi nyanyi
lagunya dilan yaa ??).
Setelah ijazahku dan
berkas-berkas lainku sudah ada pada tanggal 29 januari saya lansung memasukkan
3 berkas lamaran di Poltek, SMK, dan MTS sedangkan teman yang saya temani
sama-sama untuk mencari sekolah memasukkan 6 berkas lamaran ke sekolah-sekolah.
Saya bertanya :
“kok banyak sekali
sih?”
dia jawab “iya kan La,,
kan belum tentu keterima semua.
“kalau nanti kepanggil
semua gimana? Kan gak enak ”
“tinggal dipilih ajha
La, kan belum tentu kita dipanggil semua”
Hari demi hari menunggu
tidak sampai 1 pekan pada akhirnya teman saya dipanggil untuk mengajar di SD
tempat memasukkan berkas lamarannya dulu Alhamdulillah… Sedangkan saya masih
menanti panggilan tetapi tak kunjung datang hanya tinggal dirumah melakukan
pekerjaan beres-beres rumah, memasak yang terkadang air mata saya menetes karna
mengupas bawang dan menumbuk cabe :’( . Saya gak berhenti menghubungi teman
saya itu yang sudah mengajar di SD untuk tanya perkembangan selanjutnya.
“Rat,,, memang gitu
yaaa.. biasanya lama ditunggu panggilan ?”
jawabnya “Tunggulah aja
La.. susah memang kalau gak ada yang dikenal didalam, biasanya berbulan-bulan
ditunggu sampainya benar-benar membutuhkan guru atau tahun ajaran baru mulai,
beruntung jika dapat panggilan sehari atau dua hari.
Orang tua juga turut
berperan mencarikan lowongan dibeberapa kenalannya untuk dicarikan pekerjaan.
Dan mungkin aku terlalu pemilih katanya seandainya kamu kerja dikantor atau
jadi staff mungkin sudah kerja sekarang
dan gajinya 1,5jt biar tidak sesuai jurusan banyak juga yang seperti itu dari
pada guru honor yang 3 bulan dapat 400.000. begitu katanya meskipun orang tua sebenarnya
tidak terlalu mempermasalahkan gaji hanya berusaha mengalihkanku agar pindah
haluan karna belum mendapat panggilan. Tetapi passion ku memanglah mengajar
bukan berarti saya tidak bisa kerja dikantor tetapi memang pengen mengajar.
Untuk mengobati
kegalauan saya cari motivasi dengar ceramahnya uztad kholid, uztad syafiq dan
uztad-uztad lainnya diyoutube dan baca artikel-artikel diinternet tentang
problem yang saya hadapi. Setidaknya saya dapat ilmu lalu saya amalkan. Saya mencoba
merutinkan sholat dhuha dan memperbanyak istighfar setiap harinya lalu saya
berbenah diri mungkin saya kurang sabar, mungkin saya pemilih tetapi apa
salahnya mengajar ? bukan masalah gaji asalkan kepuasan hati yang bisa memberi
manfaat kepada manusia dan sebagai amal jariyahku nantinya. Berdasarkan hadis
Rasulullah
Dan sebaik-baik manusia
adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan
Daruquthni)
"Apabila anak Adam
(manusia) meninggal dunia, maka terputuslah semua (pahala) amal perbuatannya
kecuali tiga macam perbuatan, yaitu amal jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak
soleh yang mendoakannya" (Hadis Riwayat Muslim).
Kemudian aku dapat
saran dari tante untuk coba sementara kerja dikantor dulu, nanti kalau misalnya
terbuka pendaftaran guru nanti kamu bisa daftar katanya dari pada nganggur..
(hmmm…boleh juga fikirku tapi nanti dilihat). Selain itu saran lainnya
perbanyak amalan sunnah mungkin saat ini hanya dhuha yang dirutinkan tetapi
coba sholat tahajjud juga, hajad sama tasbih. kemudian saya turuti sarannya dan
malam itu saya kepikiran dan terbangun buat sholat tetapi sholat tahajjud sama
hajad ajha, kalau sholat tasbih masih terasa asing jadi gak dilaksanain hanya
tahajjud sama hajad aja.
Ditengah kegalauan hamba
yang lemah ini saya berdoa curhat sama Allah penuh pengharapan dengan
potongan doa :
“Ya Allah sesungguhnya
engkau maha tau keresahan hamba, masalah hambamu ini, apa yang hamba butuhkan,
sesungguhnya hamba sangat menginginkan kebaikan yang engkau turunkan kepada
hambamu ini, Ya Allah takdirkan sesuatu itu jika memang baik untukku berikanlah
pekerjaan yang baik bagi hamba, yang engkau ridhoi dan dapat bermanfaat bagi
manusia”
Hari-hari berikutnya
saya berpikir mungkin saya harus membuat berkas lamaran lagi yang sebelumnya
lamaran saya diketiga tempat tersebut belum ada panggilan, mungkin memang tempat
itu tidak membutuhkan seorang pengajar fikirku. Hari ahad’nya tanggal 11
Februari saya membuat surat lamaran untuk disetor besoknya hari senin ke kantor
dinas pendidikan, kominfo dan di SD, dan saya juga berencana besok ke SMK
berdasarkan saran teman saya agar bertemu langsung dengan kepseknya dan menanyakan
tentang lamaran saya. Hari itu takdir Allah berkata lain pada saat saya mau
nulis lamaran tiba-tiba tetangga depan rumah yang merupakan dosen sekaligus PR
III (Pembantu Rektor III) yang kerja di Politeknik Negeri Nnk manggil saya
katanya “rezekimu memang mungkin ini kali dek, pernah malamnya saya dapat sms
dari sekertaris jurusan administrasi bisnis katanya ibu haji adakah jurusan
Komputer buat bantu-bantu ibu Mega ngajar ? kemudian saya lihat berkasmu ada
disebelah tempat tidurku dan saya pikir “Alhamdulillah mungkin rezekinya memang
ini anak".
Tak ada kata yang bisa
saya ucapkan selain Alhamdulillah… yang dulunya saya gak pernah dijanjikan
untuk diterima karna sudah ada dosen yang isi lalu kuasa Allah memberi rezeki
kepada hambanya. Dosen yang jurusan komputer itu mau pulang kekampungnya buat
menikah dan kemungkinan dia sudah tidak kembali lagi karna ikut dengan suaminya
yang sudah pegawai negeri. Apalagi katanya dosen yang saya gantikan ini adalah
dosen terbaik kebetulan bapakku juga kenal dengan orang tuanya. Dia termasuk
dosen muda juga umurnya 3 tahun diatasku..
Alhamdulillah,,, Terucap
syukurku kepada Allah yang Maha Esa karna Allah tau apa yang saya butuhkan, Pekerjaan
yang selama ini saya targetkan waktu masih menjalani KKN akhirnya saya dapatkan
dan ini memang salah satu cita-cita saya. Pekerjaan itu memang tidak pernah
dijanjikan ke saya tapi itu adalah target saya setelah lulus. Meskipun belum
jadi dosen tetap karna dosen tetap haruslah minimal bertitel S2 (doain yaa
semoga nantinya jadi tetap) agar dapat gaji bulanan yang lumayan dan dapat
tunjangan . meskipun saya belumlah jadi dosen tetap setidaknya saya bersyukur
ilmu yang saya dapatkan dibangku perkuliahan tidak sia-sia, dan setidaknya
gajinya juga cukup untuk saya sendiri.
Waktu hari kamis tanggal
15 Februari 2018 saya dipanggil ke kampus Poltek bertemu dengan ibu Lisa dan
diatas meja ibu Lisa terdapat berceceran beberapa lamaran, sama dengan
jurusanku tetapi beda kampus, ada yang dari malang dan jogja.dan semuanya
laki-laki, saya berpikir kalau laki-laki itu jago banget ya kalau masalah komputer
apalagi menyangkut teknisi atau perbaikan komputer, jagonya banget tuh,,, apalagi
kalau dia tau ngoding, tau beberapa bahasa pemrograman, hebat banget menurut
aku kalau dia tau , aku mah apa atuh gak terlalu mendalami yang kayak gitu .
kalau beberapa bahasa pemrograman hanya dasarnya saja tapi kalau mengajar
insyaa Allah saya bisa lagian kan yang aku ajarkan tidak berkaitan dengan itu
semua. Saya gak melewati tes ataupun interview yang kebanyakan pencari kerja
lakukan, saya lansung diberikan pilihan materi atau istilahnya SAP (Satuan
Acara Perkuliahan) yang mana yang saya kuasai, kemudian saya pilih yang paling
mudah yang sedari dulu sangat saya kuasai yang akan saya ajarkan kepada mahasiswa nantinya, selanjutnya
nanti dipanggil/ dihubungi kembali katanya untuk tanda tangan kesiapan
mengajar. Alhamdulillah dimudahkan…
Qadarullah pada saat
hari selasa 20 Februari 2018 saya masuk
rumah sakit dan rawat inap, selama dirumah sakit saya menunggu untuk dapat
panggilan selanjutnya, dan ternyata Allah maha tau keadaan hambanya pada hari
jumat saat saya keluar dari RS saya diberitahukan kalau dosen samarinda yang
duluan untuk masuk mengajar nanti kalau sudah pulang baru giliran saya. Pikirku
waktu itu Alhamdulillah tak mengapa Ibu Lisa juga pernah memberitahukan kalau
biasanya materinya dirolling 3 bulan untuk dosen samarinda dan 3 bulan untuk
dosen lokal tetapi kadang juga tidak sampai. Selama menunggu saya lebih fokuskan
untuk memulihkan kondisi saya yang baru keluar dari RS, 14 hari setelah keluar
dari RS, saya masuk RS lagi dan rawat inap lagi. Allahu Rabbi :’( itu ujian
buat saya dan kekurangan saya penyakit penebalan dinding rahim yang menyiksa
pada saat datang menstruasi, menstruasi yang lama sampai keram yang dahsyat,
sakit pinggang, dan terkadang pendarahan yang banyak yang membuat saya pucat,
lemas, pusing sampai harus transfursi darah 5 kantong trakhir ini. Mungkin
kalau rahimnya diangkat saya sudah sembuh total, gak ada lagi sakit-sakit kayak
gitu (pikirku) tapi saya juga berpikir suatu saat saya juga ingin menikah dan
punya anak dan insyaa Allah ini bisa disembuhkan.
Ditengah sakit yang
saya pikirkan hanya satu “SAYA HARUS SEHAT” karna saya akan bekerja, meskipun
dosen pekerjaannya santai, dan tiap hari gak masuk serta banyak liburnya , dan
bisa pindahkan jadwal sesukanya, tidak sepadat guru. Tetapi saya tetaplah harus
menjadi contoh yang baik, harus rajin, disiplin, saya tidak mau mahasiswa
melewatkan suatu ilmu karna dosennya jarang masuk seperti yang dulu saya alami
waktu jadi mahasiswa dan itu sangat merugikan sekali.
Tanggal 20 Maret saya
dipanggil kembali untuk mengikuti rapat sekalian perkenalan dosen baru, dan
dosen lama yang baru selesai menyelesaikan studi S2 dan S3’nya diluar kota dan
diluar negeri. Disitu saya sempat canggung karna saya ini baru lulus S1 dan
mungkin saya yang paling muda (pikirku) ternyata ada juga loh yang seumuran
saya baru tau kalau dia juga baru lulus satu universitas lagi cuma beda
fakultas, mungkin dilain waktu saya akan mencoba mengenalnya jika bertemu lagi
karna waktu itu gak sempat nanya-nanya juga.
Galau itu wajar bagi
fresh graduate, teman-teman seangkatan saya masih ada yang sementara mencari dan
mengeluhkan susahnya untuk mencari pekerjaan, kegalauan yang saya alami juga
meskipun saya cepat mendapat panggilan dan sudah dipastikan kerja tetapi masih menunggu
dosen samarinda pulang. terkadang jika menelpon ataupun chat dengan teman lama
hal yang ditanyakan adalah “udah kerja belum?” bukan cuma itu kalaupun saya mau
mengganti KTP elektrik, memperpanjang SIM, membuat Paspor, pertanyaan yang
tidak lepas dari itu semua adalah pekerjaan kan gak mungkin juga sudah kita
nulis pelajar/mahasiswa sedangkan kita bukan pelajar/mahasiswa lagi. Begitupun
waktu dirawat dirumah sakit ditanyain pekerjaannya apa ? yaaa… jawab saja
belum/nganggur. Kan nyesek ya .. hehehe
Rupanya bukan hanya aku
saja ya,,, (yeeee ada temennya) menunggu kapan masuk saya juga punya beberapa teman
yang mesti menunggu tahun ajaran sampai bulan 6 baru bisa masuk mengajar, ini
lebih pasti dan menjanjikan dibanding menunggu seseorang yang tidak pasti . Intinya
banyak-banyak bersyukur banyak diluar sana yang selama 1th bahkan sampai 5th nganggur. ini
baru beberapa bulan kan hal biasa. Apalagi kalian masih diberi kesempatan/
waktu untuk menikmati masa ketenangan jauh dari beban akademik sebelum beban
tekanan kerja menghampiri, isi waktumu juga dengan hal-hal positif, hobi misalnya,
banyaklah membaca dan menggali informasi tentang lowongan kerja.
Adapun pekerjaan yang
sudah kita dapatkan ini tidak lain adalah dari Allah yang memberikan rezeki
kepada hambanya, adapun para pencari kerja yang masih galau hal yang wajib
dilakukan adalah minta sama Allah adapun manusia hanya sebagai perantara.
Apa yang saya peroleh tentunya
ini tidak lepas dari dukungan dan doa orang tua saya yang ingin melihat
anak-anaknya berhasil. Ini belumlah seberapa dan tak ada yang perlu dibanggakan
karna diatas langit masih ada langit setidaknya ini adalah langkah awal untuk
menggapai cita-cita selanjutnya. Teruslah belajar, Ntah belajar dari
pengalaman, belajar dari guru, belajar dari hal-hal yang ditemui disekitar,
karna belajar adalah proses yang tidak berkesudahan. Sebagai penutut Saya kutip
motto dari dosen saya
“HIDUP ADALAH BELAJAR !”
pak ysgi
Dan motto saya : “HIDUP
ADALAH PILIHAN ! karna engkau sendiri yang menetukan arah dan tujuan hidupmu
diatas pilihanmu sendiri tetapi ingatlah kematian itu juga pasti terjadi”
Terima kasih telah
meluangkan waktunya untuk membaca tulisan saya yang jauh dari kata sempurna ini
karna kesempurnaan hanya milik Allah Subhana Wata’aala dan adapun kekurangan
adalah milik saya pribadi . Semoga dapat mengambil manfaat, Semoga yang belum
lulus dapat lulus meraih gelar sarjananya, semoga yang masih menganggur
sebentar lagi mendapat pekerjaan, adapun yang sudah mendapat pekerjaan baru
semoga betah dan mencintai pekerjaannya, adapun yang lama bekerja semoga naik
jabatan, yang sakit semoga disembuhkan, yang galau dan dilema dilapangkan
hatinya, yang single didekatkan jodohnya, aamiin….
Akhir kata Assalamu
Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
Langganan:
Postingan (Atom)
Jumat, 31 Agustus 2018
Jangan merasa paling menderita !
Ketika dakwah tidak diinginkan keberadaannya,
Hati yang keras membatu akan susah untuk menerima nasehat,
Lantas kemana hal yang harus ditempuh ketika dakwah dikecam ?
Rasanya hati ingin berontak namun islam mengajarkan kelemah lembutan,
Ketika hati rasanya ingin menangis, tenanglah Allah selalu bersamamu meskipun dalam keadaan sendiri.
Ketika jauh dari jamaah,
Sulitlah rasanya untuk istiqomah.
Kemanakah penguat langkah ? Yang selalu bersama dalam suka dan duka, saling berpesan-pesan dalam kebenaran.
Ketika langkah kaki begitu merindukan majelis namun apa daya terkukung dalam pagar besi yang penuh sesak. Kemanakah kebebasan yang dulu?
Ketika dakwah menjadi kebahagiaan,
Bahagia rasanya menebar kebaikan,
Melihat senyum saudari-saudari penguat langkah,
Bolehkah aku merindukan itu lagi ?
Dakwah adalah cinta dan cinta akan meminta segalanya dari dirimu. Lantas kemana cinta itu kini?
Dan memang kini semua itu hanya dalam tumpukan kenangan,
Kenangan yang mengingatkan bahwa kita pernah tertatih dalam perjuangan yang sama. Kenangan yang selalu dirindukan.
Ya... Inilah islam minoritas
Islam yang datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana ia bermula
Tapi dakwah tetap akan ada dan terus berjalan, sendiri ataupun beramai-ramai meskipun sulit rasanya untuk istiqomah.
#curhatansubuh
Ditunda, disempurnakan, dibatalkan.
Mengikhlaskan itu adalah hal yang mudah jika dari awal kita tidak terlalu berharap dan menjatuhkan hati terlalu dalam kepada seseorang yang belum tentu menjadi milik kita.
Kita akan sadari bahwa Allah akan memberi kita yang terbaik menurut-Nya pada waktu yang tepat. Dan Kedewasaan Iman membuat kita berpikir bahwa tampan dan mapan bukanlah prioritas namun iman dan akhlaq yang paling utama.
#rencanaAllah #pilihanAllah
Parenting
Pahamilah dan terapkan jika suatu saat aku dan kalian menjadi orang tua.
1. Jangan membebani/ menyuruh anak dengan pekerjaan rumah jika ia terlihat sedang sibuk belajar, biarkan ia belajar bukankah orang tua juga akan bangga jika anaknya mendapat prestasi?
2. Jangan pernah membanding-bandingkan anak dengan anak orang lain karna setiap anak punya keistemewaannya masing-masing. Bisa jadi anak yang selalu dibanding-bandingkan disukai oleh teman-temannya karna sebab hal lain dibanding anak yang dibandingkan.
3. Jangan pernah melarang/ mengatur kebebasan sang anak biarkan ia berkembang tentunya jika kebebasan itu bersifat positif baginya. Biarkan ia bertumbuh menemukan potensi terbaiknya. Dan tetaplah mendukungnya selama itu masih dalam hal positif dan tidak melanggar agama. Anak yang selalu dikekang dan diatur bisa jadi dia akan memberontak nantinya.
4. Tetap didik anak dengan baik, tanamkan pemahaman agama yang benar sedari dini dan jika anak melakukan kesalahan, tegas boleh saja namun jangan pernah memukul dan melukai fisiknya hingga memar karna itu akan menyakiti sang anak dan akan membuat cacat pada pribadinya. Dan berilah hukuman dengan cara yang bijak seperti menghapal surah Alquran, membersihkan halaman rumah, atau uang jajan dipotong dll.
5. Jangan pernah memanggil anak dengan sebutan bodoh, malas dll semarah-marahnya orang tua jangan sampai panggilan itu melesat sehingga dapat mematikan karakter sang anak,ucapkan kata-kata dengan panggilan yang terbaik yang mengandung doa untuknya.
Diatas adalah sedikit dari beberapa contoh, Semoga suatu saat kalau kita menjadi orang tua, kita bisa memberi pemahaman yang baik dan mampu mendidiknya dengan baik. Sehingga apa yang terjadi mungkin sama kita dulu tidak akan terjadi kepada anak kita nantinya.
#pendidikankarakter #parenting #educator#teacher
Mengapa menulis itu susah ?
Menulis adalah proses
yang memakan waktu dan membuat otak terus bekerja mengutarakan pikiran dan isi hatinya
namun tampaknya menulis itu adalah hal yang susah bagi sebagian yang lain, namun
sebagian yang lain menjadikan menulis adalah hoby dan kesenangan seolah
terlihat mudah namun sebenenarnya perlu pengorbanan, kesusahan, editan berkali-kali dan kerumitan yang
luar biasa. Namun kalau sudah terbiasa insya Allah akan mengalir dengan
sendirinya yang penting istiqomah biar sedikit-sedikit karna ketika kita
berhenti akan sulit memulai kembali bahkan lupa sebaliknya jika diasah terus
menerus maka akan semakin mahir.
Berikut ini adalah
sebuah pertanyaan dalam pikiran saya sendiri atau mungkin kalian ingin
mengetahui hal yang serupa “Mengapa orang tidak tertarik menulis?” atau “Mengapa
menulis itu susah?”
1. Menulis
harus mempunyai banyak waktu.
Banyak
dari kita enggang untuk menulis karna kesibukan, pikirnya penulis itu adalah tugas
seorang pengangguran dan orang patah hati sehingga mendedikasikan waktunya
untuk menulis padahal tidak juga, lihatlah Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, Andrea
Hirata, Uztad Felix Siauw dll yang terkenal itu dan beberapa pemateri yang saya
tau dari training dulu mereka juga punya kesibukan lain seperti dosen, guru, aktivis
dll namun masih menulis. Banyak diantara kita jika ditanya “mana buku hasil
tulisannya ? kapan mau menulis ?” rata-rata menjawab “sibuk gak ada waktu.”
padahal kesibukan itu akan terus berlanjut dan tidak berkesudahan. Writing,, if
you have free time !
2.
Menulis bukan pekerjaan keren
Menjadi
seorang penulis memang bukanlah hal yang utama, kalau dilihat dari KTP tidak
ada orang yang mencamtunkan pekerjaannya sebagai seorang penulis,begitupun jika
melamar seorang wanita tak ada calon mertua yang menganggap kalau menulis itu
pekerjaan yang menjanjikan. Namun apa salahnya jika menulis sesuatu yang
berhubungan dengan pekerjaan saat ini ? jika anda seorang guru atau dosen anda
bisa menulis buku pelajaran, jika anda seorang public figure anda bisa
menceritakan pengalaman hasil pencapaian dan lika liku kehidupan anda lewat
sebuah tulisan sehingga bisa menginspirasi yang lain, atau jika anda seorang
pengusaha anda bisa memberikan trik khusus membangun sebuah bisnis lewat sebuah
tulisan, jika anda pengamat politik anda bisa membagikan opini melalui tulisan,
jika anda mahasiswa atau siswa anda bisa menulis novel atau cerpen. jika anda kuliah
diluar negeri anda bisa membagikan pengalaman dan budaya selama disana dan trik
khusus berkuliah disana, is not impressive ?
3.
Tidak mempunyai Skill
Untuk
menulis sebuah kata memang membutuhkan skill, perlu latihan berkali-kali, perlu
melahap banyak bacaan, mempunyai banyak referensi, dan biasanya juga ditolak
berkali-kali dan itu tak mudah menjadi seorang penulis. Adapun skill itu bisa
diciptakan dengan ketertarikan dan hoby, jika kita berkumpul dengan orang-orang
yang suka menulis ataupun sebuah komunitas khusus berkaitan kepenulisan kita
akan ikut termotivasi dan menghasilkan sebuah karya bersama. Bukan hanya itu
sebelumnya kita dibimbing bagaimana cara menulis yang baik sehingga skill itu
akan terbentuk dengan sendirinya tentunya dengan latihan berkali-kali.
4.
Proses yang lama
Tak ada
hasil tanpa proses, rata-rata seorang penulis buku yang saya dengar ceritanya
memulai semuanya dari bawah ntah itu tulisannya dimuat di mading, majalah, koran,
website terkenal itu sudah sangat membahagiakan sekali bagi mereka jika namanya
dan tulisannya tertera disana atau mengikuti lomba-lomba berkaitan kepenulisan
dan mendapat juara. Tapi itu tidak mudah menaklukkannya karna banyaknya pesaing
sehingga karyapun tersingkirkan bahkan ada beberapa yang dibaca judulnya saja
oleh penyeleksi ditolak jika memang tidak tertarik dilewatkan begitu saja dan
biasanya memang sebab hal lain karna penempatan huruf dan tanda baca ataukah memang
tulisan tidak menarik sama sekali. Nah, biasanya untuk penulis pemula rata-rata
mereka mencari nama biar dikenal dulu sebelum menulis sebuah buku agar
prosesnya lebih dimudahkan dan dikenali.
5.
Alur yang lama.
Jika kita
sudah membuat buku dan siap untuk di publish maka penerbit biasanya memberi waktu
tunggu 3-6 bulan untuk membaca naskah tersebut, karna banyaknya naskah-naskah
lain sebelum akhirnya diputuskan ditolak atau diterima oleh penerbit mayor
bahkan ada yang sama sekali tidak mendapatkan kejelasan apapun.
Sedikit
perbedaan antara penerbit mayor dengan penerbit self-publishing jika penerbit
mayor ini adalah penerbit terbesar dan bagusnya ini gratis, mereka yang
mengatur cetakannya, mempublish buku sehingga karya kita bisa dikenal, kita
hanya tinggal duduk-duduk saja menunggu komisi seberapa banyak buku yang sudah
laku terjual itulah komisi yang akan kita dapatkan tentunya hasilnya dibagi
dengan penerbit dan ini yang paling banyak diburu, berbeda dengan penerbit
self-publishing yang berbayar karna kita yang mencetaknya sendiri, kita yang
menjual dan mempromosikan buku hasil karya sendiri, dan biasanya untuk buku
seperti ini tidak harus lolos tahap seleksi terlebih dahulu bahkan bisa diedit
kembali oleh editornya atau dibuatkan sampul tergantung jika kita mempunyai
biaya yang lebih dan hasil penjualan tetap ada ditangan kita. The matter I never
to tried it but I hear and see this is problem for writer.
6.
Takut dikritik
Tak ada
hasil sempurna tanpa dikritik terlebih dahulu, dan jikapun ada kesalahan pada
tulisan ini silahkan dikritk.Namun biasanya penikmat bacaan tidak mempedulikan
hal yang demikian yang penting baca, carilah ahli yang lebih senior dan mau
membetulkan dan jikapun tidak mendapatkannya yang penting menulis dan biarkan
penamu mengalir mengikuti pikiran dan hatimu. Ada sebuah alasan mengapa orang
menggunakan nama pena saat menulis salah satunya karna takut dikritik tak
mengapa menggunakan nama samaran selama itu bagus dan mau membangun, adapun alasan
lain karna cukup tulisannya yang dikenali bukan orangnya, atau karna nama pena
memang lebih keren, unik, ringkas jika digunakan dan mempunyai makna tersendiri
bagi penulisnya contoh ; Tere Liye, Rindu Renata, N.H Dini, Dewi Dee, Pamusuk
Nasution dll. Untuk hal yang ini saya kadang menggunakan nama pena Alya Al
Mardhiyah atau AR singkatan nama saat ini tapi bukan sebuah buku karna ada buku
yang berjudul AR tapi bukan saya yang tulis biar bagaimanapun kebanyakan
tulisan saya memang tidak saya sertakan nama mungkin alasanya belum pede kali
ya. . Perhaps, Next time I can tried self-confident ! Don’t following me
because I just writing if i have good mood,
find ideas, good weather and free time.
7.
Orang lebih senang membaca gadget dari pada
buku
Faktanya
memang demikian orang diindonesia lebih senang baca gadget dari pada buku
berbeda dengan orang luar negeri misalnya jepang, mereka menunggu antrian sembari
membaca sebuah buku dan pantaslah jepang menjadi negara yang maju saat ini. Padahal
buku dan gadget tingkat pemahamannya berbeda, buku
menjelaskan sesuatu secara detail sedangkan gadget hanya menyajikan informasi
pada saat itu juga. Meskipun banyak ebook digital yang tersedia namun pemahaman
yg utuh, daya tangkap yang cerdas, kegiatan membaca yang santai dan tenang,
ketertarikan menulis itu semua didapatkan dari buku. Meskipun saya jurusan IT
yang selalu berhubungan dengan teknologi namun saya merasa khawatir jikalau
nantinya buku akan dilindaz oleh zaman digantikan oleh pembaca gadget saat ini.
Lalu kemanakah sang pembaca sejati yang mau membaca dan menulis buku ? *Jleebb..
nasehat pribadi.
Sebagai
penutup ada sebuah motivasi semoga bisa menjadi inspirasi bersama yang mungkin
saat ini lagi malas-malasnya menulis atau tak ada ketertarikan sama sekali untuk
menulis.
“Menulislah sebelum namamu ditulis pada batu
nisan”
~Unknown
“Kendati bukan satu-satunya jalan, menulis
dapat mengejawatahkan eksistensi pelakunya. Dengan menulis orang sekaligus
berekspresi, berkomunikasi dan yang paling penting meninggalkan jejak pikiran
untuk masa yang tak terhingga. Wer liest, weib. Wer schreibt, bleibt.
~kata pribahasa jerman
“orang boleh pandai setinggi langit, tapi
selama ia tidak menulis ia akan hilang didalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis
adalah bekerja untuk keabadian”
~Pramoedya Ananta Toer
“Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau
ketahui. Tulislah tentang pengalamanmu sendiri”
~J.K Rowling
x
Minggu, 10 Juni 2018
Pengalaman Awal Mula Menjadi Dosen
Saya adalah salah satu dosen lokal
dipoliteknik negeri yang ada didaerah saya meskipun belum berstatus dosen
tetap, masih berstatus dosen tidak tetap tapi tak mengapa karna ini adalah awal
karier saya yang sesungguhnya dan ini adalah cita-cita saya dari dulu. Menjadi
dosen itu adalah salah satu target hidup saya dan saya tidak menyangka bisa
menjadi dosen diusia yang begitu sangat muda usia 22 tahun pada saat saya baru
lulus dijenjang S1.
Baru kemarin rasanya menjadi
mahasiswa, masih berkutat pada tugas akhir yaitu skripsi, masih setia menunggu
untuk konsultasi dengan pembimbing, masih terus mengejar-ngejar dosen untuk
mendapatkan tanda tangannya, masih suka berorganisasi dan mengikuti
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk pengembangan diri semasa ditanah rantau.
Ahhh… Baru kemarin rasanya pikirku diwaktu itu dan kemudian saya berada didunia
yang masih asing bagiku “Dunia Dosen”.
Di awal karier saya menjadi
dosen, rasanya agak canggung itu pasti, saya melihat wajah para dosen-dosen
lama, pikirku waktu itu “apa bisa ya saya berbaur dengan mereka?”. Sementara
saya menganggap diri saya masih seperti mahasiswa bukan dosen, ingatanku
kembali pada saat menjadi mahasiswa menganggap mereka adalah dosen saya.
Saya sangat bersyukur ketika
disuruh berkoordinasi dengan dosen tamu dari samarinda untuk melanjutkan mata
kuliah yang dia ajarkan disitu saya belajar supaya tidak canggung lagi, dosen
yang terpaut jauh umurnya diatas saya sekitar umur 50-an itu memanggil saya
dengan sebutan “ibu” dan disitu saya merasa menjadi dosen sesungguhnya dan saya
beranggapan jika memasuki dunia kerja adapun panggilan ibu/bapak itu adalah
panggilan formal untuk menghormati orang lain. Dan saya juga merasa bersyukur
sekali disuruh berkoordinasi juga dengan pak d***** dosen senior disana yang
sama dengan jurusanku jadi saya bisa leluasa bertanya tentang apa-apa yang
tidak saya ketahui dan memang orangnya masih muda ramah, baik hati serta tidak
sombong.
Saya menunggu lama untuk masuk
mengajar setelah dosen tamu dari samarinda kembali, Untuk pertemuan pertama
saya tidak masuk karna terasa mendadak dan belum ada pemberitahuan tetapi cukup
kaget ketika tiba-tiba ada mahasiswa menelepon dinomor saya dan saya belum ada
persiapan materinya dan rumah saya sangat jauh dari kampus tapi pertemuan selanjutnya
saya mencoba masuk dengan persiapan yang cukup.
Meskipun diterpa hujan ditengah
jalan menuju kampus, saya mencoba untuk tetap datang dan memberanikan diri,
pikiran mulai bertanya-tanya apakah saya ini sudah terlihat seperti dosen atau masih
seperti mahasiswa? Kira-kira mahasiswanya gak tua dari saya kah ? kira-kira
mereka hormat gak ya sama saya ? dan berjuta pertanyaan-pertanyaan lain
mengelilingi pikiranku. Kemudian sesampai dikampus, disamping tangga saya melihat
banyak mahasiswa berkumpul menunggu dosennya kemudian saya hampiri dan bertanya
“Dek Kelas 1A yang mana ya ?”
kemudian mereka menjawab “tidak
ada kelas 1A kak, kelas 2A ”
“Jadi ini kelas berapa?”
“Kelas 2A”
“Oh iya maksud saya itu, belajar
di Lab’kan ?”
“iya”
“Kalau begitu kalian masuk di Lab
sekarang”
Kemudian mereka mengikuti saya
dari belakang untuk bersama-sama menuju lab, tampak ada mahasiswa yang tidak
begitu menghormati saya, dia tertawa sambil berjalan Ntah menertawakan saya
atau hanya perasaanku saja.
Ketika semuanya sudah berkumpul
hal pertama yang saya lakukan adalah meminta maaf karna salah ucap kelas dan
meminta maaf karna tidak sempat hadir pekan lalu kemudian saya lanjutkan dengan
perkenalan, saya melihat mereka begitu tertarik tentang perkenalan kali ini dan
mereka merespon dengan baik setelah perkenalan saya melakukan Tanya jawab
tentang sejauh mana materi yang mereka dapatkan dari dosen samarinda kemudian
saya lanjutkan materi setelahnya.
Saya begitu senang melihat mereka
begitu menghormati dosennya, begitu memperhatikan jika saya menjelaskan, dan
tenang pada saat mata kuliah yang saya bawakan dan juga ada beberapa mereka
yang canggung saat saya panggil dan berhadapan dengan saya. Di awal awal mata
kuliah yang saya bawakan saya bercerita tentang pengalaman semasa kuliah dulu
dan mereka begitu tertarik jika saya bercerita dan itupun bukan mudah bagi saya bercerita kalau selama ini
saya pribadi yang tertutup, Dan saya adalah pribadi yang serius dan sangat
serius untuk mencapai target.
Dipertemuan terakhir saya masuk
dalam kelas mahasiswa disitu saya menyampaikan hal-hal apa yang harus mereka
pelajari untuk UAS dan diakhir kata saya menyuruh mahasiswa saya untuk
memberikan kritik dan saran terhadap cara mengajar saya selama ini dan
rata-rata mereka banyak menyampaikan uneg-uneg terhadap saya. Maaf terkadang
saya tidak menyadarinya dan saya rasanya masih banyak kekurangan dan sangat
jauh dari kata sempurna. Ternyata benar kata pepatah menilai orang lain itu
mudah tetapi menilai diri sendiri itu sulit, untuk melihat dirimu tanyakan saja
kepada orang lain. Dan diakhir kata saya mengucapkan terima kasih atas kritik
dan sarannya dan saya juga mengundang mereka semua untuk datang pada hari raya
kerumah saya bertamu. Semoga aja mereka datang.
Sebagai dosen
baru yang minim pengalaman saya harusnya banyak-banyak lagi menguasai keadaan
kelas, tidak terburu-buru dalam menjelaskan, memperhatikan mahasiswa yang
ketinggalan, memberi contoh yang mudah dipahami,selalu memberi umpan balik serta menerapkan metode-metode
pengajaran yang mudah dimengerti oleh mahasiwa. Semoga saya masih diberi
kesempatan ntah dikelas mereka lagi atau dikelas lain, saya ingin mengubah cara
saya mengajar, dan melakukan pendekatan lebih dalam terhadap peserta didik.
Jumat, 08 Juni 2018
Kata Orang Cinta Itu....
Kata orang cinta itu buta, jatuh cinta itu indah, cinta itu unik, dll
Tapi janganlah terlalu berlebihan kawand agar sakitnya tidak terasa .Begitu perkataan yang sering kudengar.
Tapi janganlah terlalu berlebihan kawand agar sakitnya tidak terasa .Begitu perkataan yang sering kudengar.
Cinta memang bisa menerbangkan kita keangkasa namun cinta juga bisa membuat hati kita mati rasa.
Dan Kini...
Aku ingin menjadi pagi yang mengganti pekat dan penatnya malam,
Aku ingin menjadi pagi yang meluruhkan kelam dengan cahaya tenang,
Aku ingin menjadi pagi yang udaranya terasa lapang.
Menjadi pagi yang diawali tangguhnya niat karna Allah.
Aku ingin menjadi pagi yang mengganti pekat dan penatnya malam,
Aku ingin menjadi pagi yang meluruhkan kelam dengan cahaya tenang,
Aku ingin menjadi pagi yang udaranya terasa lapang.
Menjadi pagi yang diawali tangguhnya niat karna Allah.
Menjadi pagi bukan untuk seseorang tetapi menjadi pagi untuk setiap orang yang membutuhkan kehadirannya.
Nunukan, 31 Mei 2018
Jumat, 23 Maret 2018
Dilema Fresh Graduate
Assalamu Alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Sesungguhnya rezeki itu
milik Allah tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongannya, tempat kami
meminta dan berserah hanya kepada-Nya. Allahu Rabbi..
Izinkan saya membagi
sebuah kisah yang saya alami sendiri semasa lulus kuliah dan mungkin sebagian
dari kita juga yang masih fresh gruadate’pun juga sama mengalami yang namanya
dilema pekerjaan.
Saya baru lulus kuliah waktu
Desember 2017 jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer disalah satu
kampus negeri yang ada dikota makassar. Setelah pindah dari dunia kampus inilah
saatnya untuk saya mencari pekerjaan untuk mengaplikasikan ilmu saya ditengah
masyarakat. Saya kembali ke’kampung saya meninggalkan kehidupan di kota besar
yang dimana banyak sekali pengalaman dan teman-teman yang saya dapatkan disana
dan bukan mudah untuk lepas dari sebuah kota yang memberikan banyak cerita dan
kisah menarik, memberikan banyak ilmu, pelajaran dan pengalaman. Dan kini
rindu,,, apa kabarmu ??? dan ingin lagi, dan ingin lagi jumpa (kok jadi nyanyi
lagunya dilan yaa ??).
Setelah ijazahku dan
berkas-berkas lainku sudah ada pada tanggal 29 januari saya lansung memasukkan
3 berkas lamaran di Poltek, SMK, dan MTS sedangkan teman yang saya temani
sama-sama untuk mencari sekolah memasukkan 6 berkas lamaran ke sekolah-sekolah.
Saya bertanya :
“kok banyak sekali
sih?”
dia jawab “iya kan La,,
kan belum tentu keterima semua.
“kalau nanti kepanggil
semua gimana? Kan gak enak ”
“tinggal dipilih ajha
La, kan belum tentu kita dipanggil semua”
Hari demi hari menunggu
tidak sampai 1 pekan pada akhirnya teman saya dipanggil untuk mengajar di SD
tempat memasukkan berkas lamarannya dulu Alhamdulillah… Sedangkan saya masih
menanti panggilan tetapi tak kunjung datang hanya tinggal dirumah melakukan
pekerjaan beres-beres rumah, memasak yang terkadang air mata saya menetes karna
mengupas bawang dan menumbuk cabe :’( . Saya gak berhenti menghubungi teman
saya itu yang sudah mengajar di SD untuk tanya perkembangan selanjutnya.
“Rat,,, memang gitu
yaaa.. biasanya lama ditunggu panggilan ?”
jawabnya “Tunggulah aja
La.. susah memang kalau gak ada yang dikenal didalam, biasanya berbulan-bulan
ditunggu sampainya benar-benar membutuhkan guru atau tahun ajaran baru mulai,
beruntung jika dapat panggilan sehari atau dua hari.
Orang tua juga turut
berperan mencarikan lowongan dibeberapa kenalannya untuk dicarikan pekerjaan.
Dan mungkin aku terlalu pemilih katanya seandainya kamu kerja dikantor atau
jadi staff mungkin sudah kerja sekarang
dan gajinya 1,5jt biar tidak sesuai jurusan banyak juga yang seperti itu dari
pada guru honor yang 3 bulan dapat 400.000. begitu katanya meskipun orang tua sebenarnya
tidak terlalu mempermasalahkan gaji hanya berusaha mengalihkanku agar pindah
haluan karna belum mendapat panggilan. Tetapi passion ku memanglah mengajar
bukan berarti saya tidak bisa kerja dikantor tetapi memang pengen mengajar.
Untuk mengobati
kegalauan saya cari motivasi dengar ceramahnya uztad kholid, uztad syafiq dan
uztad-uztad lainnya diyoutube dan baca artikel-artikel diinternet tentang
problem yang saya hadapi. Setidaknya saya dapat ilmu lalu saya amalkan. Saya mencoba
merutinkan sholat dhuha dan memperbanyak istighfar setiap harinya lalu saya
berbenah diri mungkin saya kurang sabar, mungkin saya pemilih tetapi apa
salahnya mengajar ? bukan masalah gaji asalkan kepuasan hati yang bisa memberi
manfaat kepada manusia dan sebagai amal jariyahku nantinya. Berdasarkan hadis
Rasulullah
Dan sebaik-baik manusia
adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan
Daruquthni)
"Apabila anak Adam
(manusia) meninggal dunia, maka terputuslah semua (pahala) amal perbuatannya
kecuali tiga macam perbuatan, yaitu amal jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak
soleh yang mendoakannya" (Hadis Riwayat Muslim).
Kemudian aku dapat
saran dari tante untuk coba sementara kerja dikantor dulu, nanti kalau misalnya
terbuka pendaftaran guru nanti kamu bisa daftar katanya dari pada nganggur..
(hmmm…boleh juga fikirku tapi nanti dilihat). Selain itu saran lainnya
perbanyak amalan sunnah mungkin saat ini hanya dhuha yang dirutinkan tetapi
coba sholat tahajjud juga, hajad sama tasbih. kemudian saya turuti sarannya dan
malam itu saya kepikiran dan terbangun buat sholat tetapi sholat tahajjud sama
hajad ajha, kalau sholat tasbih masih terasa asing jadi gak dilaksanain hanya
tahajjud sama hajad aja.
Ditengah kegalauan hamba
yang lemah ini saya berdoa curhat sama Allah penuh pengharapan dengan
potongan doa :
“Ya Allah sesungguhnya
engkau maha tau keresahan hamba, masalah hambamu ini, apa yang hamba butuhkan,
sesungguhnya hamba sangat menginginkan kebaikan yang engkau turunkan kepada
hambamu ini, Ya Allah takdirkan sesuatu itu jika memang baik untukku berikanlah
pekerjaan yang baik bagi hamba, yang engkau ridhoi dan dapat bermanfaat bagi
manusia”
Hari-hari berikutnya
saya berpikir mungkin saya harus membuat berkas lamaran lagi yang sebelumnya
lamaran saya diketiga tempat tersebut belum ada panggilan, mungkin memang tempat
itu tidak membutuhkan seorang pengajar fikirku. Hari ahad’nya tanggal 11
Februari saya membuat surat lamaran untuk disetor besoknya hari senin ke kantor
dinas pendidikan, kominfo dan di SD, dan saya juga berencana besok ke SMK
berdasarkan saran teman saya agar bertemu langsung dengan kepseknya dan menanyakan
tentang lamaran saya. Hari itu takdir Allah berkata lain pada saat saya mau
nulis lamaran tiba-tiba tetangga depan rumah yang merupakan dosen sekaligus PR
III (Pembantu Rektor III) yang kerja di Politeknik Negeri Nnk manggil saya
katanya “rezekimu memang mungkin ini kali dek, pernah malamnya saya dapat sms
dari sekertaris jurusan administrasi bisnis katanya ibu haji adakah jurusan
Komputer buat bantu-bantu ibu Mega ngajar ? kemudian saya lihat berkasmu ada
disebelah tempat tidurku dan saya pikir “Alhamdulillah mungkin rezekinya memang
ini anak".
Tak ada kata yang bisa
saya ucapkan selain Alhamdulillah… yang dulunya saya gak pernah dijanjikan
untuk diterima karna sudah ada dosen yang isi lalu kuasa Allah memberi rezeki
kepada hambanya. Dosen yang jurusan komputer itu mau pulang kekampungnya buat
menikah dan kemungkinan dia sudah tidak kembali lagi karna ikut dengan suaminya
yang sudah pegawai negeri. Apalagi katanya dosen yang saya gantikan ini adalah
dosen terbaik kebetulan bapakku juga kenal dengan orang tuanya. Dia termasuk
dosen muda juga umurnya 3 tahun diatasku..
Alhamdulillah,,, Terucap
syukurku kepada Allah yang Maha Esa karna Allah tau apa yang saya butuhkan, Pekerjaan
yang selama ini saya targetkan waktu masih menjalani KKN akhirnya saya dapatkan
dan ini memang salah satu cita-cita saya. Pekerjaan itu memang tidak pernah
dijanjikan ke saya tapi itu adalah target saya setelah lulus. Meskipun belum
jadi dosen tetap karna dosen tetap haruslah minimal bertitel S2 (doain yaa
semoga nantinya jadi tetap) agar dapat gaji bulanan yang lumayan dan dapat
tunjangan . meskipun saya belumlah jadi dosen tetap setidaknya saya bersyukur
ilmu yang saya dapatkan dibangku perkuliahan tidak sia-sia, dan setidaknya
gajinya juga cukup untuk saya sendiri.
Waktu hari kamis tanggal
15 Februari 2018 saya dipanggil ke kampus Poltek bertemu dengan ibu Lisa dan
diatas meja ibu Lisa terdapat berceceran beberapa lamaran, sama dengan
jurusanku tetapi beda kampus, ada yang dari malang dan jogja.dan semuanya
laki-laki, saya berpikir kalau laki-laki itu jago banget ya kalau masalah komputer
apalagi menyangkut teknisi atau perbaikan komputer, jagonya banget tuh,,, apalagi
kalau dia tau ngoding, tau beberapa bahasa pemrograman, hebat banget menurut
aku kalau dia tau , aku mah apa atuh gak terlalu mendalami yang kayak gitu .
kalau beberapa bahasa pemrograman hanya dasarnya saja tapi kalau mengajar
insyaa Allah saya bisa lagian kan yang aku ajarkan tidak berkaitan dengan itu
semua. Saya gak melewati tes ataupun interview yang kebanyakan pencari kerja
lakukan, saya lansung diberikan pilihan materi atau istilahnya SAP (Satuan
Acara Perkuliahan) yang mana yang saya kuasai, kemudian saya pilih yang paling
mudah yang sedari dulu sangat saya kuasai yang akan saya ajarkan kepada mahasiswa nantinya, selanjutnya
nanti dipanggil/ dihubungi kembali katanya untuk tanda tangan kesiapan
mengajar. Alhamdulillah dimudahkan…
Qadarullah pada saat
hari selasa 20 Februari 2018 saya masuk
rumah sakit dan rawat inap, selama dirumah sakit saya menunggu untuk dapat
panggilan selanjutnya, dan ternyata Allah maha tau keadaan hambanya pada hari
jumat saat saya keluar dari RS saya diberitahukan kalau dosen samarinda yang
duluan untuk masuk mengajar nanti kalau sudah pulang baru giliran saya. Pikirku
waktu itu Alhamdulillah tak mengapa Ibu Lisa juga pernah memberitahukan kalau
biasanya materinya dirolling 3 bulan untuk dosen samarinda dan 3 bulan untuk
dosen lokal tetapi kadang juga tidak sampai. Selama menunggu saya lebih fokuskan
untuk memulihkan kondisi saya yang baru keluar dari RS, 14 hari setelah keluar
dari RS, saya masuk RS lagi dan rawat inap lagi. Allahu Rabbi :’( itu ujian
buat saya dan kekurangan saya penyakit penebalan dinding rahim yang menyiksa
pada saat datang menstruasi, menstruasi yang lama sampai keram yang dahsyat,
sakit pinggang, dan terkadang pendarahan yang banyak yang membuat saya pucat,
lemas, pusing sampai harus transfursi darah 5 kantong trakhir ini. Mungkin
kalau rahimnya diangkat saya sudah sembuh total, gak ada lagi sakit-sakit kayak
gitu (pikirku) tapi saya juga berpikir suatu saat saya juga ingin menikah dan
punya anak dan insyaa Allah ini bisa disembuhkan.
Ditengah sakit yang
saya pikirkan hanya satu “SAYA HARUS SEHAT” karna saya akan bekerja, meskipun
dosen pekerjaannya santai, dan tiap hari gak masuk serta banyak liburnya , dan
bisa pindahkan jadwal sesukanya, tidak sepadat guru. Tetapi saya tetaplah harus
menjadi contoh yang baik, harus rajin, disiplin, saya tidak mau mahasiswa
melewatkan suatu ilmu karna dosennya jarang masuk seperti yang dulu saya alami
waktu jadi mahasiswa dan itu sangat merugikan sekali.
Tanggal 20 Maret saya
dipanggil kembali untuk mengikuti rapat sekalian perkenalan dosen baru, dan
dosen lama yang baru selesai menyelesaikan studi S2 dan S3’nya diluar kota dan
diluar negeri. Disitu saya sempat canggung karna saya ini baru lulus S1 dan
mungkin saya yang paling muda (pikirku) ternyata ada juga loh yang seumuran
saya baru tau kalau dia juga baru lulus satu universitas lagi cuma beda
fakultas, mungkin dilain waktu saya akan mencoba mengenalnya jika bertemu lagi
karna waktu itu gak sempat nanya-nanya juga.
Galau itu wajar bagi
fresh graduate, teman-teman seangkatan saya masih ada yang sementara mencari dan
mengeluhkan susahnya untuk mencari pekerjaan, kegalauan yang saya alami juga
meskipun saya cepat mendapat panggilan dan sudah dipastikan kerja tetapi masih menunggu
dosen samarinda pulang. terkadang jika menelpon ataupun chat dengan teman lama
hal yang ditanyakan adalah “udah kerja belum?” bukan cuma itu kalaupun saya mau
mengganti KTP elektrik, memperpanjang SIM, membuat Paspor, pertanyaan yang
tidak lepas dari itu semua adalah pekerjaan kan gak mungkin juga sudah kita
nulis pelajar/mahasiswa sedangkan kita bukan pelajar/mahasiswa lagi. Begitupun
waktu dirawat dirumah sakit ditanyain pekerjaannya apa ? yaaa… jawab saja
belum/nganggur. Kan nyesek ya .. hehehe
Rupanya bukan hanya aku
saja ya,,, (yeeee ada temennya) menunggu kapan masuk saya juga punya beberapa teman
yang mesti menunggu tahun ajaran sampai bulan 6 baru bisa masuk mengajar, ini
lebih pasti dan menjanjikan dibanding menunggu seseorang yang tidak pasti . Intinya
banyak-banyak bersyukur banyak diluar sana yang selama 1th bahkan sampai 5th nganggur. ini
baru beberapa bulan kan hal biasa. Apalagi kalian masih diberi kesempatan/
waktu untuk menikmati masa ketenangan jauh dari beban akademik sebelum beban
tekanan kerja menghampiri, isi waktumu juga dengan hal-hal positif, hobi misalnya,
banyaklah membaca dan menggali informasi tentang lowongan kerja.
Adapun pekerjaan yang
sudah kita dapatkan ini tidak lain adalah dari Allah yang memberikan rezeki
kepada hambanya, adapun para pencari kerja yang masih galau hal yang wajib
dilakukan adalah minta sama Allah adapun manusia hanya sebagai perantara.
Apa yang saya peroleh tentunya
ini tidak lepas dari dukungan dan doa orang tua saya yang ingin melihat
anak-anaknya berhasil. Ini belumlah seberapa dan tak ada yang perlu dibanggakan
karna diatas langit masih ada langit setidaknya ini adalah langkah awal untuk
menggapai cita-cita selanjutnya. Teruslah belajar, Ntah belajar dari
pengalaman, belajar dari guru, belajar dari hal-hal yang ditemui disekitar,
karna belajar adalah proses yang tidak berkesudahan. Sebagai penutut Saya kutip
motto dari dosen saya
“HIDUP ADALAH BELAJAR !”
pak ysgi
Dan motto saya : “HIDUP
ADALAH PILIHAN ! karna engkau sendiri yang menetukan arah dan tujuan hidupmu
diatas pilihanmu sendiri tetapi ingatlah kematian itu juga pasti terjadi”
Terima kasih telah
meluangkan waktunya untuk membaca tulisan saya yang jauh dari kata sempurna ini
karna kesempurnaan hanya milik Allah Subhana Wata’aala dan adapun kekurangan
adalah milik saya pribadi . Semoga dapat mengambil manfaat, Semoga yang belum
lulus dapat lulus meraih gelar sarjananya, semoga yang masih menganggur
sebentar lagi mendapat pekerjaan, adapun yang sudah mendapat pekerjaan baru
semoga betah dan mencintai pekerjaannya, adapun yang lama bekerja semoga naik
jabatan, yang sakit semoga disembuhkan, yang galau dan dilema dilapangkan
hatinya, yang single didekatkan jodohnya, aamiin….
Akhir kata Assalamu
Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
Langganan:
Postingan (Atom)