Saya adalah salah satu dosen lokal
dipoliteknik negeri yang ada didaerah saya meskipun belum berstatus dosen
tetap, masih berstatus dosen tidak tetap tapi tak mengapa karna ini adalah awal
karier saya yang sesungguhnya dan ini adalah cita-cita saya dari dulu. Menjadi
dosen itu adalah salah satu target hidup saya dan saya tidak menyangka bisa
menjadi dosen diusia yang begitu sangat muda usia 22 tahun pada saat saya baru
lulus dijenjang S1.
Baru kemarin rasanya menjadi
mahasiswa, masih berkutat pada tugas akhir yaitu skripsi, masih setia menunggu
untuk konsultasi dengan pembimbing, masih terus mengejar-ngejar dosen untuk
mendapatkan tanda tangannya, masih suka berorganisasi dan mengikuti
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk pengembangan diri semasa ditanah rantau.
Ahhh… Baru kemarin rasanya pikirku diwaktu itu dan kemudian saya berada didunia
yang masih asing bagiku “Dunia Dosen”.
Di awal karier saya menjadi
dosen, rasanya agak canggung itu pasti, saya melihat wajah para dosen-dosen
lama, pikirku waktu itu “apa bisa ya saya berbaur dengan mereka?”. Sementara
saya menganggap diri saya masih seperti mahasiswa bukan dosen, ingatanku
kembali pada saat menjadi mahasiswa menganggap mereka adalah dosen saya.
Saya sangat bersyukur ketika
disuruh berkoordinasi dengan dosen tamu dari samarinda untuk melanjutkan mata
kuliah yang dia ajarkan disitu saya belajar supaya tidak canggung lagi, dosen
yang terpaut jauh umurnya diatas saya sekitar umur 50-an itu memanggil saya
dengan sebutan “ibu” dan disitu saya merasa menjadi dosen sesungguhnya dan saya
beranggapan jika memasuki dunia kerja adapun panggilan ibu/bapak itu adalah
panggilan formal untuk menghormati orang lain. Dan saya juga merasa bersyukur
sekali disuruh berkoordinasi juga dengan pak d***** dosen senior disana yang
sama dengan jurusanku jadi saya bisa leluasa bertanya tentang apa-apa yang
tidak saya ketahui dan memang orangnya masih muda ramah, baik hati serta tidak
sombong.
Saya menunggu lama untuk masuk
mengajar setelah dosen tamu dari samarinda kembali, Untuk pertemuan pertama
saya tidak masuk karna terasa mendadak dan belum ada pemberitahuan tetapi cukup
kaget ketika tiba-tiba ada mahasiswa menelepon dinomor saya dan saya belum ada
persiapan materinya dan rumah saya sangat jauh dari kampus tapi pertemuan selanjutnya
saya mencoba masuk dengan persiapan yang cukup.
Meskipun diterpa hujan ditengah
jalan menuju kampus, saya mencoba untuk tetap datang dan memberanikan diri,
pikiran mulai bertanya-tanya apakah saya ini sudah terlihat seperti dosen atau masih
seperti mahasiswa? Kira-kira mahasiswanya gak tua dari saya kah ? kira-kira
mereka hormat gak ya sama saya ? dan berjuta pertanyaan-pertanyaan lain
mengelilingi pikiranku. Kemudian sesampai dikampus, disamping tangga saya melihat
banyak mahasiswa berkumpul menunggu dosennya kemudian saya hampiri dan bertanya
“Dek Kelas 1A yang mana ya ?”
kemudian mereka menjawab “tidak
ada kelas 1A kak, kelas 2A ”
“Jadi ini kelas berapa?”
“Kelas 2A”
“Oh iya maksud saya itu, belajar
di Lab’kan ?”
“iya”
“Kalau begitu kalian masuk di Lab
sekarang”
Kemudian mereka mengikuti saya
dari belakang untuk bersama-sama menuju lab, tampak ada mahasiswa yang tidak
begitu menghormati saya, dia tertawa sambil berjalan Ntah menertawakan saya
atau hanya perasaanku saja.
Ketika semuanya sudah berkumpul
hal pertama yang saya lakukan adalah meminta maaf karna salah ucap kelas dan
meminta maaf karna tidak sempat hadir pekan lalu kemudian saya lanjutkan dengan
perkenalan, saya melihat mereka begitu tertarik tentang perkenalan kali ini dan
mereka merespon dengan baik setelah perkenalan saya melakukan Tanya jawab
tentang sejauh mana materi yang mereka dapatkan dari dosen samarinda kemudian
saya lanjutkan materi setelahnya.
Saya begitu senang melihat mereka
begitu menghormati dosennya, begitu memperhatikan jika saya menjelaskan, dan
tenang pada saat mata kuliah yang saya bawakan dan juga ada beberapa mereka
yang canggung saat saya panggil dan berhadapan dengan saya. Di awal awal mata
kuliah yang saya bawakan saya bercerita tentang pengalaman semasa kuliah dulu
dan mereka begitu tertarik jika saya bercerita dan itupun bukan mudah bagi saya bercerita kalau selama ini
saya pribadi yang tertutup, Dan saya adalah pribadi yang serius dan sangat
serius untuk mencapai target.
Dipertemuan terakhir saya masuk
dalam kelas mahasiswa disitu saya menyampaikan hal-hal apa yang harus mereka
pelajari untuk UAS dan diakhir kata saya menyuruh mahasiswa saya untuk
memberikan kritik dan saran terhadap cara mengajar saya selama ini dan
rata-rata mereka banyak menyampaikan uneg-uneg terhadap saya. Maaf terkadang
saya tidak menyadarinya dan saya rasanya masih banyak kekurangan dan sangat
jauh dari kata sempurna. Ternyata benar kata pepatah menilai orang lain itu
mudah tetapi menilai diri sendiri itu sulit, untuk melihat dirimu tanyakan saja
kepada orang lain. Dan diakhir kata saya mengucapkan terima kasih atas kritik
dan sarannya dan saya juga mengundang mereka semua untuk datang pada hari raya
kerumah saya bertamu. Semoga aja mereka datang.
Sebagai dosen
baru yang minim pengalaman saya harusnya banyak-banyak lagi menguasai keadaan
kelas, tidak terburu-buru dalam menjelaskan, memperhatikan mahasiswa yang
ketinggalan, memberi contoh yang mudah dipahami,selalu memberi umpan balik serta menerapkan metode-metode
pengajaran yang mudah dimengerti oleh mahasiwa. Semoga saya masih diberi
kesempatan ntah dikelas mereka lagi atau dikelas lain, saya ingin mengubah cara
saya mengajar, dan melakukan pendekatan lebih dalam terhadap peserta didik.
0 komentar:
Posting Komentar