Menulis adalah proses
yang memakan waktu dan membuat otak terus bekerja mengutarakan pikiran dan isi hatinya
namun tampaknya menulis itu adalah hal yang susah bagi sebagian yang lain, namun
sebagian yang lain menjadikan menulis adalah hoby dan kesenangan seolah
terlihat mudah namun sebenenarnya perlu pengorbanan, kesusahan, editan berkali-kali dan kerumitan yang
luar biasa. Namun kalau sudah terbiasa insya Allah akan mengalir dengan
sendirinya yang penting istiqomah biar sedikit-sedikit karna ketika kita
berhenti akan sulit memulai kembali bahkan lupa sebaliknya jika diasah terus
menerus maka akan semakin mahir.
Berikut ini adalah
sebuah pertanyaan dalam pikiran saya sendiri atau mungkin kalian ingin
mengetahui hal yang serupa “Mengapa orang tidak tertarik menulis?” atau “Mengapa
menulis itu susah?”
1. Menulis
harus mempunyai banyak waktu.
Banyak
dari kita enggang untuk menulis karna kesibukan, pikirnya penulis itu adalah tugas
seorang pengangguran dan orang patah hati sehingga mendedikasikan waktunya
untuk menulis padahal tidak juga, lihatlah Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, Andrea
Hirata, Uztad Felix Siauw dll yang terkenal itu dan beberapa pemateri yang saya
tau dari training dulu mereka juga punya kesibukan lain seperti dosen, guru, aktivis
dll namun masih menulis. Banyak diantara kita jika ditanya “mana buku hasil
tulisannya ? kapan mau menulis ?” rata-rata menjawab “sibuk gak ada waktu.”
padahal kesibukan itu akan terus berlanjut dan tidak berkesudahan. Writing,, if
you have free time !
2.
Menulis bukan pekerjaan keren
Menjadi
seorang penulis memang bukanlah hal yang utama, kalau dilihat dari KTP tidak
ada orang yang mencamtunkan pekerjaannya sebagai seorang penulis,begitupun jika
melamar seorang wanita tak ada calon mertua yang menganggap kalau menulis itu
pekerjaan yang menjanjikan. Namun apa salahnya jika menulis sesuatu yang
berhubungan dengan pekerjaan saat ini ? jika anda seorang guru atau dosen anda
bisa menulis buku pelajaran, jika anda seorang public figure anda bisa
menceritakan pengalaman hasil pencapaian dan lika liku kehidupan anda lewat
sebuah tulisan sehingga bisa menginspirasi yang lain, atau jika anda seorang
pengusaha anda bisa memberikan trik khusus membangun sebuah bisnis lewat sebuah
tulisan, jika anda pengamat politik anda bisa membagikan opini melalui tulisan,
jika anda mahasiswa atau siswa anda bisa menulis novel atau cerpen. jika anda kuliah
diluar negeri anda bisa membagikan pengalaman dan budaya selama disana dan trik
khusus berkuliah disana, is not impressive ?
3.
Tidak mempunyai Skill
Untuk
menulis sebuah kata memang membutuhkan skill, perlu latihan berkali-kali, perlu
melahap banyak bacaan, mempunyai banyak referensi, dan biasanya juga ditolak
berkali-kali dan itu tak mudah menjadi seorang penulis. Adapun skill itu bisa
diciptakan dengan ketertarikan dan hoby, jika kita berkumpul dengan orang-orang
yang suka menulis ataupun sebuah komunitas khusus berkaitan kepenulisan kita
akan ikut termotivasi dan menghasilkan sebuah karya bersama. Bukan hanya itu
sebelumnya kita dibimbing bagaimana cara menulis yang baik sehingga skill itu
akan terbentuk dengan sendirinya tentunya dengan latihan berkali-kali.
4.
Proses yang lama
Tak ada
hasil tanpa proses, rata-rata seorang penulis buku yang saya dengar ceritanya
memulai semuanya dari bawah ntah itu tulisannya dimuat di mading, majalah, koran,
website terkenal itu sudah sangat membahagiakan sekali bagi mereka jika namanya
dan tulisannya tertera disana atau mengikuti lomba-lomba berkaitan kepenulisan
dan mendapat juara. Tapi itu tidak mudah menaklukkannya karna banyaknya pesaing
sehingga karyapun tersingkirkan bahkan ada beberapa yang dibaca judulnya saja
oleh penyeleksi ditolak jika memang tidak tertarik dilewatkan begitu saja dan
biasanya memang sebab hal lain karna penempatan huruf dan tanda baca ataukah memang
tulisan tidak menarik sama sekali. Nah, biasanya untuk penulis pemula rata-rata
mereka mencari nama biar dikenal dulu sebelum menulis sebuah buku agar
prosesnya lebih dimudahkan dan dikenali.
5.
Alur yang lama.
Jika kita
sudah membuat buku dan siap untuk di publish maka penerbit biasanya memberi waktu
tunggu 3-6 bulan untuk membaca naskah tersebut, karna banyaknya naskah-naskah
lain sebelum akhirnya diputuskan ditolak atau diterima oleh penerbit mayor
bahkan ada yang sama sekali tidak mendapatkan kejelasan apapun.
Sedikit
perbedaan antara penerbit mayor dengan penerbit self-publishing jika penerbit
mayor ini adalah penerbit terbesar dan bagusnya ini gratis, mereka yang
mengatur cetakannya, mempublish buku sehingga karya kita bisa dikenal, kita
hanya tinggal duduk-duduk saja menunggu komisi seberapa banyak buku yang sudah
laku terjual itulah komisi yang akan kita dapatkan tentunya hasilnya dibagi
dengan penerbit dan ini yang paling banyak diburu, berbeda dengan penerbit
self-publishing yang berbayar karna kita yang mencetaknya sendiri, kita yang
menjual dan mempromosikan buku hasil karya sendiri, dan biasanya untuk buku
seperti ini tidak harus lolos tahap seleksi terlebih dahulu bahkan bisa diedit
kembali oleh editornya atau dibuatkan sampul tergantung jika kita mempunyai
biaya yang lebih dan hasil penjualan tetap ada ditangan kita. The matter I never
to tried it but I hear and see this is problem for writer.
6.
Takut dikritik
Tak ada
hasil sempurna tanpa dikritik terlebih dahulu, dan jikapun ada kesalahan pada
tulisan ini silahkan dikritk.Namun biasanya penikmat bacaan tidak mempedulikan
hal yang demikian yang penting baca, carilah ahli yang lebih senior dan mau
membetulkan dan jikapun tidak mendapatkannya yang penting menulis dan biarkan
penamu mengalir mengikuti pikiran dan hatimu. Ada sebuah alasan mengapa orang
menggunakan nama pena saat menulis salah satunya karna takut dikritik tak
mengapa menggunakan nama samaran selama itu bagus dan mau membangun, adapun alasan
lain karna cukup tulisannya yang dikenali bukan orangnya, atau karna nama pena
memang lebih keren, unik, ringkas jika digunakan dan mempunyai makna tersendiri
bagi penulisnya contoh ; Tere Liye, Rindu Renata, N.H Dini, Dewi Dee, Pamusuk
Nasution dll. Untuk hal yang ini saya kadang menggunakan nama pena Alya Al
Mardhiyah atau AR singkatan nama saat ini tapi bukan sebuah buku karna ada buku
yang berjudul AR tapi bukan saya yang tulis biar bagaimanapun kebanyakan
tulisan saya memang tidak saya sertakan nama mungkin alasanya belum pede kali
ya. . Perhaps, Next time I can tried self-confident ! Don’t following me
because I just writing if i have good mood,
find ideas, good weather and free time.
7.
Orang lebih senang membaca gadget dari pada
buku
Faktanya
memang demikian orang diindonesia lebih senang baca gadget dari pada buku
berbeda dengan orang luar negeri misalnya jepang, mereka menunggu antrian sembari
membaca sebuah buku dan pantaslah jepang menjadi negara yang maju saat ini. Padahal
buku dan gadget tingkat pemahamannya berbeda, buku
menjelaskan sesuatu secara detail sedangkan gadget hanya menyajikan informasi
pada saat itu juga. Meskipun banyak ebook digital yang tersedia namun pemahaman
yg utuh, daya tangkap yang cerdas, kegiatan membaca yang santai dan tenang,
ketertarikan menulis itu semua didapatkan dari buku. Meskipun saya jurusan IT
yang selalu berhubungan dengan teknologi namun saya merasa khawatir jikalau
nantinya buku akan dilindaz oleh zaman digantikan oleh pembaca gadget saat ini.
Lalu kemanakah sang pembaca sejati yang mau membaca dan menulis buku ? *Jleebb..
nasehat pribadi.
Sebagai
penutup ada sebuah motivasi semoga bisa menjadi inspirasi bersama yang mungkin
saat ini lagi malas-malasnya menulis atau tak ada ketertarikan sama sekali untuk
menulis.
“Menulislah sebelum namamu ditulis pada batu
nisan”
~Unknown
“Kendati bukan satu-satunya jalan, menulis
dapat mengejawatahkan eksistensi pelakunya. Dengan menulis orang sekaligus
berekspresi, berkomunikasi dan yang paling penting meninggalkan jejak pikiran
untuk masa yang tak terhingga. Wer liest, weib. Wer schreibt, bleibt.
~kata pribahasa jerman
“orang boleh pandai setinggi langit, tapi
selama ia tidak menulis ia akan hilang didalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis
adalah bekerja untuk keabadian”
~Pramoedya Ananta Toer
“Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau
ketahui. Tulislah tentang pengalamanmu sendiri”
~J.K Rowling
x
0 komentar:
Posting Komentar