Jumat, 13 Mei 2016

Ibu izinkan aku bercadar




Hal yang menarik dibahas jika berkumpul dengan akhwat yaitu tentang cadar , ada yang sudah dapat izin, ada yang belum dapat izin dan ada yang diam-diam pakai cadar dan orang tuanya belum tau dan kembali lagi niat untuk memakai cadar yaitu untuk menghindari diri dari terjadinya fitnah karna setiap kali tarbiyah murabbiyahku yang bercadar selalu bilang begini “ ingatki adik-adikku kita ini adalah wanita dan kita ini adalah fitnah terbesar bagi kaum  adam maka hendaknya kita berhati-hati dalam ucapan dan sikap dan biar bagaimanapun tertutupnya kita, setan selalu mencari celah dan kelemahan kita. Ketika kita keluar rumah setan kadang menghiasi kita membuat kita tampil cantik dimata kaum adam  meskipun kita sudah berhijab syar’i.” dan itu kadang diulang-ulang oleh murabbiyahku “bahwa kita ini adalah wanita fitnah terbesar bagi kaum adam.” meskipun dia tidak pernah membahas tentang cadar (mungkin belum waktunya dapat materinya Allahu’Walam) dan disitu saya mengagumi murabbiyahku  dia itu ketua sains se SC di FMUI dan dia juga seorang pengajar di tahfidz selain itu dia juga sedang melanjutkan s2’nya di unismuh sebelumnya dia adalah seniorku di PTIK dan umurku sama dia beda 3 tahun kalau gak salah. Masyaa Allah ditengah-tengah kesibukannya dan banyak halaqoh-halaqoh binaannya , tampak kelelahan yang ia rasa tapi dia tidak pernah mengeluh sedikitpun bahkan ketika kami bermalam dipondoknya untuk tahsin dia melayani kami dengan baik dan mengalah demi kami dan makanan malam itu seadanya  bahkan ada yang pura-pura kenyang untuk mengalah. 

Kembali ke pembahasan tentang cadar, selain menghindari diri terjadinya fitnah cadar adalah untuk pencegah sifat ujub, riak, sombong, takkabbur. Masyaaa Allah betapa banyak saya lihat akhwat bercadar cantik-cantik, berpendidikan, dan juga kaya-kaya. Ketika saya ikut pengajian yang rata-rata ummahat didalamnya saya lihat Masyaa Allah tiap pekan pemilik rumah yang luas dan mewah itu pasti panen pahala karna tiap pekan kami dilayani dengan baik dan rata-rata abu dan ummahat sekeluarga bermobil datang   berjejeran memenuhi pekarangan rumah  dan jamuan makanannya itu beraneka ragam . kami merasa paling gadis jika saya pergi bersama teman saya kesana karna disana rata-rata ibu2 dan bapak2 .

Berbicara tentang cadar, rata-rata ukhti ukhtiku sudah meminta izin kepada orang tuanya dan menceritakan pengalamannya juga yang belum mendapat izin bahkan ada yang dibilangin "kamu gak usah pakai cadar , kamu tau cadar itu orang-orang dulu pada saat berperang ada bom yang disembunyikan didalamnya itu di perutnya" ada juga orang tua yang bilang "jangan nak pakai cadar nanti kamu diketawain orang" dan ada juga orang yang pura-pura mengalihkan pembicaraan dan berbagai kisah lain yang masih banyak lagi., karna rata-rata mereka sudah meminta  izin saya juga mencoba memberanikan diri untuk meminta izin karna keinginan ini sudah dari dulu dipendam berikut percakapannya :

saya : maa.. bagaimana menurutta dengan orang yang pakai jilbab besar ? cantik dilihat yaa ?

mama : iya cantik dilihat, coba lihat pung'susi'mu cantik dilihat pakai jilbab besar kayak gitu cantik modelnya dan coba lihat sifitri jilbab besar model2 seperti itu . ndag kayak jilbabmu itu kampungan sekali.

saya : kalau dimakassar sudah biasa orang lihat model kayak gini. bahkan pakai cadar juga sudah biasa pandangannya orang ndag sama kalau dikampung2 masih terlihat asing. hmmm... bagaimana kira2 kalau saya pakai cadar ?

mama : kamu mau pakai cadar kah ?

saya : iya... kalau dapat izin saya pakai.

mama : aiiihhh sudah kemasi barang2'mu disitu. pulang kenunukan.

saya : iya pale... ndag jadi , ndag jadika pakai.

hehehe meyakinkan orang tua memang susah. kalau saja mamaku ada dimakassar dalam waktu yang lama mungkin saja saya akan ajak dia ke pengajian tiap pekan itu (kalau mau) yang banyak para ummahat yang pakai cadar didalamnya biar persepsi mengenai orang-orang yang bercadar ataupun berjanggut-janggut tidak terkesan ekstream, tertutup, misterius, kurang mampu dll agar hidayah menyapanya tapi sekali lagi hidayah itu milik Allah kita memang tidak bisa memberi hidayah kepada orang yang kita cintai tapi Allahlah yang memberi hidayah kepada orang yang dia kehendaki. tapi , sayang sekali mamaku jauh disana dan tidak pernah sama sekali dia ke'kosku jalan-jalan.

Dan kepada akhwat yang belum dapat izin dari orang tua untuk mengenakan cadar, tetap berbuat baik kepada orang tua kita, tetap doakan mereka, intinya semua orang tua menginginkan kita baik, dan tak ada salahnya bagi mereka, mereka cuma menginginkan kebaikan bagi diri-diri kita meskipun mereka belum mengerti dan memahami .. La tahzan akhwat mungkin kali ini kita gagal meyakinkannya semoga esok lusa kita berhasil menyentuh hatinya. tetap istiqomah dalam ketaatan . islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana datangnya dan ibarat orang yang berpegang teguh dalam dien ini bagaikan menggenggam bara api.

0 komentar:

Posting Komentar

Jumat, 13 Mei 2016

Ibu izinkan aku bercadar

Diposting oleh Unknown di 21.58


Hal yang menarik dibahas jika berkumpul dengan akhwat yaitu tentang cadar , ada yang sudah dapat izin, ada yang belum dapat izin dan ada yang diam-diam pakai cadar dan orang tuanya belum tau dan kembali lagi niat untuk memakai cadar yaitu untuk menghindari diri dari terjadinya fitnah karna setiap kali tarbiyah murabbiyahku yang bercadar selalu bilang begini “ ingatki adik-adikku kita ini adalah wanita dan kita ini adalah fitnah terbesar bagi kaum  adam maka hendaknya kita berhati-hati dalam ucapan dan sikap dan biar bagaimanapun tertutupnya kita, setan selalu mencari celah dan kelemahan kita. Ketika kita keluar rumah setan kadang menghiasi kita membuat kita tampil cantik dimata kaum adam  meskipun kita sudah berhijab syar’i.” dan itu kadang diulang-ulang oleh murabbiyahku “bahwa kita ini adalah wanita fitnah terbesar bagi kaum adam.” meskipun dia tidak pernah membahas tentang cadar (mungkin belum waktunya dapat materinya Allahu’Walam) dan disitu saya mengagumi murabbiyahku  dia itu ketua sains se SC di FMUI dan dia juga seorang pengajar di tahfidz selain itu dia juga sedang melanjutkan s2’nya di unismuh sebelumnya dia adalah seniorku di PTIK dan umurku sama dia beda 3 tahun kalau gak salah. Masyaa Allah ditengah-tengah kesibukannya dan banyak halaqoh-halaqoh binaannya , tampak kelelahan yang ia rasa tapi dia tidak pernah mengeluh sedikitpun bahkan ketika kami bermalam dipondoknya untuk tahsin dia melayani kami dengan baik dan mengalah demi kami dan makanan malam itu seadanya  bahkan ada yang pura-pura kenyang untuk mengalah. 

Kembali ke pembahasan tentang cadar, selain menghindari diri terjadinya fitnah cadar adalah untuk pencegah sifat ujub, riak, sombong, takkabbur. Masyaaa Allah betapa banyak saya lihat akhwat bercadar cantik-cantik, berpendidikan, dan juga kaya-kaya. Ketika saya ikut pengajian yang rata-rata ummahat didalamnya saya lihat Masyaa Allah tiap pekan pemilik rumah yang luas dan mewah itu pasti panen pahala karna tiap pekan kami dilayani dengan baik dan rata-rata abu dan ummahat sekeluarga bermobil datang   berjejeran memenuhi pekarangan rumah  dan jamuan makanannya itu beraneka ragam . kami merasa paling gadis jika saya pergi bersama teman saya kesana karna disana rata-rata ibu2 dan bapak2 .

Berbicara tentang cadar, rata-rata ukhti ukhtiku sudah meminta izin kepada orang tuanya dan menceritakan pengalamannya juga yang belum mendapat izin bahkan ada yang dibilangin "kamu gak usah pakai cadar , kamu tau cadar itu orang-orang dulu pada saat berperang ada bom yang disembunyikan didalamnya itu di perutnya" ada juga orang tua yang bilang "jangan nak pakai cadar nanti kamu diketawain orang" dan ada juga orang yang pura-pura mengalihkan pembicaraan dan berbagai kisah lain yang masih banyak lagi., karna rata-rata mereka sudah meminta  izin saya juga mencoba memberanikan diri untuk meminta izin karna keinginan ini sudah dari dulu dipendam berikut percakapannya :

saya : maa.. bagaimana menurutta dengan orang yang pakai jilbab besar ? cantik dilihat yaa ?

mama : iya cantik dilihat, coba lihat pung'susi'mu cantik dilihat pakai jilbab besar kayak gitu cantik modelnya dan coba lihat sifitri jilbab besar model2 seperti itu . ndag kayak jilbabmu itu kampungan sekali.

saya : kalau dimakassar sudah biasa orang lihat model kayak gini. bahkan pakai cadar juga sudah biasa pandangannya orang ndag sama kalau dikampung2 masih terlihat asing. hmmm... bagaimana kira2 kalau saya pakai cadar ?

mama : kamu mau pakai cadar kah ?

saya : iya... kalau dapat izin saya pakai.

mama : aiiihhh sudah kemasi barang2'mu disitu. pulang kenunukan.

saya : iya pale... ndag jadi , ndag jadika pakai.

hehehe meyakinkan orang tua memang susah. kalau saja mamaku ada dimakassar dalam waktu yang lama mungkin saja saya akan ajak dia ke pengajian tiap pekan itu (kalau mau) yang banyak para ummahat yang pakai cadar didalamnya biar persepsi mengenai orang-orang yang bercadar ataupun berjanggut-janggut tidak terkesan ekstream, tertutup, misterius, kurang mampu dll agar hidayah menyapanya tapi sekali lagi hidayah itu milik Allah kita memang tidak bisa memberi hidayah kepada orang yang kita cintai tapi Allahlah yang memberi hidayah kepada orang yang dia kehendaki. tapi , sayang sekali mamaku jauh disana dan tidak pernah sama sekali dia ke'kosku jalan-jalan.

Dan kepada akhwat yang belum dapat izin dari orang tua untuk mengenakan cadar, tetap berbuat baik kepada orang tua kita, tetap doakan mereka, intinya semua orang tua menginginkan kita baik, dan tak ada salahnya bagi mereka, mereka cuma menginginkan kebaikan bagi diri-diri kita meskipun mereka belum mengerti dan memahami .. La tahzan akhwat mungkin kali ini kita gagal meyakinkannya semoga esok lusa kita berhasil menyentuh hatinya. tetap istiqomah dalam ketaatan . islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana datangnya dan ibarat orang yang berpegang teguh dalam dien ini bagaikan menggenggam bara api.

0 komentar on "Ibu izinkan aku bercadar"

Posting Komentar

Cute Bow Tie Hearts Blinking Blue and Pink Pointer