Hal yang menarik dibahas jika berkumpul dengan akhwat yaitu
tentang cadar , ada yang sudah dapat izin, ada yang belum dapat izin dan ada
yang diam-diam pakai cadar dan orang tuanya belum tau dan kembali lagi niat
untuk memakai cadar yaitu untuk menghindari diri dari terjadinya fitnah karna
setiap kali tarbiyah murabbiyahku yang bercadar selalu bilang begini “ ingatki
adik-adikku kita ini adalah wanita dan kita ini adalah fitnah terbesar bagi
kaum adam maka hendaknya kita
berhati-hati dalam ucapan dan sikap dan biar bagaimanapun tertutupnya kita,
setan selalu mencari celah dan kelemahan kita. Ketika kita keluar rumah setan
kadang menghiasi kita membuat kita tampil cantik dimata kaum adam meskipun kita sudah berhijab syar’i.” dan itu
kadang diulang-ulang oleh murabbiyahku “bahwa kita ini adalah wanita fitnah
terbesar bagi kaum adam.” meskipun dia tidak pernah membahas tentang cadar
(mungkin belum waktunya dapat materinya Allahu’Walam) dan disitu saya mengagumi
murabbiyahku dia itu ketua sains se SC
di FMUI dan dia juga seorang pengajar di tahfidz selain itu dia juga sedang
melanjutkan s2’nya di unismuh sebelumnya dia adalah seniorku di PTIK dan umurku
sama dia beda 3 tahun kalau gak salah. Masyaa Allah ditengah-tengah
kesibukannya dan banyak halaqoh-halaqoh binaannya , tampak kelelahan yang ia
rasa tapi dia tidak pernah mengeluh sedikitpun bahkan ketika kami bermalam
dipondoknya untuk tahsin dia melayani kami dengan baik dan mengalah demi kami dan
makanan malam itu seadanya bahkan ada
yang pura-pura kenyang untuk mengalah.
Kembali ke pembahasan tentang cadar, selain menghindari diri
terjadinya fitnah cadar adalah untuk pencegah sifat ujub, riak, sombong,
takkabbur. Masyaaa Allah betapa banyak saya lihat akhwat bercadar cantik-cantik,
berpendidikan, dan juga kaya-kaya. Ketika saya ikut pengajian yang rata-rata
ummahat didalamnya saya lihat Masyaa Allah tiap pekan pemilik rumah yang luas
dan mewah itu pasti panen pahala karna tiap pekan kami dilayani dengan baik dan
rata-rata abu dan ummahat sekeluarga bermobil datang berjejeran memenuhi pekarangan rumah dan jamuan makanannya itu beraneka ragam . kami
merasa paling gadis jika saya pergi bersama teman saya kesana karna disana
rata-rata ibu2 dan bapak2 .
Berbicara tentang cadar, rata-rata ukhti ukhtiku sudah
meminta izin kepada orang tuanya dan menceritakan pengalamannya juga yang belum
mendapat izin bahkan ada yang dibilangin "kamu gak usah pakai cadar , kamu tau cadar itu orang-orang dulu pada saat berperang ada bom yang disembunyikan didalamnya itu di perutnya" ada juga orang tua yang bilang "jangan nak pakai cadar nanti kamu diketawain orang" dan ada juga orang yang pura-pura mengalihkan pembicaraan dan berbagai kisah lain yang masih banyak lagi., karna rata-rata mereka sudah meminta izin saya juga mencoba memberanikan diri
untuk meminta izin karna keinginan ini sudah dari dulu dipendam berikut
percakapannya :
saya : maa.. bagaimana menurutta dengan orang yang pakai
jilbab besar ? cantik dilihat yaa ?
mama : iya cantik dilihat, coba lihat pung'susi'mu cantik
dilihat pakai jilbab besar kayak gitu cantik modelnya dan coba lihat sifitri
jilbab besar model2 seperti itu . ndag kayak jilbabmu itu kampungan sekali.
saya : kalau dimakassar sudah biasa orang lihat model kayak
gini. bahkan pakai cadar juga sudah biasa pandangannya orang ndag sama kalau
dikampung2 masih terlihat asing. hmmm... bagaimana kira2 kalau saya pakai cadar
?
mama : kamu mau pakai cadar kah ?
saya : iya... kalau dapat izin saya pakai.
mama : aiiihhh sudah kemasi barang2'mu disitu. pulang
kenunukan.
saya : iya pale... ndag jadi , ndag jadika pakai.
hehehe meyakinkan orang tua memang susah. kalau saja mamaku ada
dimakassar dalam waktu yang lama mungkin saja saya akan ajak dia ke pengajian tiap pekan itu (kalau mau) yang banyak para ummahat yang pakai cadar didalamnya biar persepsi mengenai orang-orang yang bercadar ataupun berjanggut-janggut tidak terkesan ekstream, tertutup, misterius, kurang mampu dll agar
hidayah menyapanya tapi sekali lagi hidayah itu milik Allah kita memang tidak
bisa memberi hidayah kepada orang yang kita cintai tapi Allahlah yang memberi
hidayah kepada orang yang dia kehendaki. tapi , sayang sekali mamaku jauh disana dan tidak pernah sama sekali dia ke'kosku jalan-jalan.
Dan kepada akhwat yang belum dapat izin dari orang tua untuk
mengenakan cadar, tetap berbuat baik kepada orang tua kita, tetap doakan
mereka, intinya semua orang tua menginginkan kita baik, dan tak ada salahnya bagi mereka, mereka cuma menginginkan kebaikan bagi diri-diri kita meskipun mereka belum mengerti dan memahami .. La tahzan akhwat mungkin kali ini kita gagal meyakinkannya semoga
esok lusa kita berhasil menyentuh hatinya. tetap istiqomah dalam ketaatan .
islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana datangnya
dan ibarat orang yang berpegang teguh dalam dien ini bagaikan menggenggam bara
api.
0 komentar:
Posting Komentar