
Dahulu aku sempat menyembunyikanmu lewat puisi ,
Lewat tiap-tiap kata yang tak pernah kamu tau,
Dahulu aku sempat melukismu lewat kertas gambarku
yang wajahmu selalu menari-nari dalam pikiranku.
Akupun diam-diam mengintipmu dibalik rerumputan ilalang itu, berharap mekarku Sampai dipuncuk bungamu.
Namun... Pernah suatu masa kau menghempaskanku begitu jauh, meranung hati yang terkoyak,,,
Bagaikan bunga dandelion kemudian hilang menjadi tak utuh ditiup angin...
AR

0 komentar:
Posting Komentar