Minggu, 10 Juni 2018

Pengalaman Awal Mula Menjadi Dosen



Saya adalah salah satu dosen lokal dipoliteknik negeri yang ada didaerah saya meskipun belum berstatus dosen tetap, masih berstatus dosen tidak tetap tapi tak mengapa karna ini adalah awal karier saya yang sesungguhnya dan ini adalah cita-cita saya dari dulu. Menjadi dosen itu adalah salah satu target hidup saya dan saya tidak menyangka bisa menjadi dosen diusia yang begitu sangat muda usia 22 tahun pada saat saya baru lulus dijenjang S1.

Baru kemarin rasanya menjadi mahasiswa, masih berkutat pada tugas akhir yaitu skripsi, masih setia menunggu untuk konsultasi dengan pembimbing, masih terus mengejar-ngejar dosen untuk mendapatkan tanda tangannya, masih suka berorganisasi dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk pengembangan diri semasa ditanah rantau. Ahhh… Baru kemarin rasanya pikirku diwaktu itu dan kemudian saya berada didunia yang masih asing bagiku “Dunia Dosen”.

Di awal karier saya menjadi dosen, rasanya agak canggung itu pasti, saya melihat wajah para dosen-dosen lama, pikirku waktu itu “apa bisa ya saya berbaur dengan mereka?”. Sementara saya menganggap diri saya masih seperti mahasiswa bukan dosen, ingatanku kembali pada saat menjadi mahasiswa menganggap mereka adalah dosen saya.

Saya sangat bersyukur ketika disuruh berkoordinasi dengan dosen tamu dari samarinda untuk melanjutkan mata kuliah yang dia ajarkan disitu saya belajar supaya tidak canggung lagi, dosen yang terpaut jauh umurnya diatas saya sekitar umur 50-an itu memanggil saya dengan sebutan “ibu” dan disitu saya merasa menjadi dosen sesungguhnya dan saya beranggapan jika memasuki dunia kerja adapun panggilan ibu/bapak itu adalah panggilan formal untuk menghormati orang lain. Dan saya juga merasa bersyukur sekali disuruh berkoordinasi juga dengan pak d***** dosen senior disana yang sama dengan jurusanku jadi saya bisa leluasa bertanya tentang apa-apa yang tidak saya ketahui dan memang orangnya masih muda ramah, baik hati serta tidak sombong.

Saya menunggu lama untuk masuk mengajar setelah dosen tamu dari samarinda kembali, Untuk pertemuan pertama saya tidak masuk karna terasa mendadak dan belum ada pemberitahuan tetapi cukup kaget ketika tiba-tiba ada mahasiswa menelepon dinomor saya dan saya belum ada persiapan materinya dan rumah saya sangat jauh dari kampus tapi pertemuan selanjutnya saya mencoba masuk dengan persiapan yang cukup.

Meskipun diterpa hujan ditengah jalan menuju kampus, saya mencoba untuk tetap datang dan memberanikan diri, pikiran mulai bertanya-tanya apakah saya ini sudah terlihat seperti dosen atau masih seperti mahasiswa? Kira-kira mahasiswanya gak tua dari saya kah ? kira-kira mereka hormat gak ya sama saya ? dan berjuta pertanyaan-pertanyaan lain mengelilingi pikiranku. Kemudian sesampai dikampus, disamping tangga saya melihat banyak mahasiswa berkumpul menunggu dosennya kemudian saya hampiri dan bertanya
“Dek Kelas 1A yang mana ya ?”
kemudian mereka menjawab “tidak ada kelas 1A kak, kelas 2A ”
“Jadi ini kelas berapa?”
“Kelas 2A”
“Oh iya maksud saya itu, belajar di Lab’kan ?”
“iya”
“Kalau begitu kalian masuk di Lab sekarang”
Kemudian mereka mengikuti saya dari belakang untuk bersama-sama menuju lab, tampak ada mahasiswa yang tidak begitu menghormati saya, dia tertawa sambil berjalan Ntah menertawakan saya atau hanya perasaanku saja.

Ketika semuanya sudah berkumpul hal pertama yang saya lakukan adalah meminta maaf karna salah ucap kelas dan meminta maaf karna tidak sempat hadir pekan lalu kemudian saya lanjutkan dengan perkenalan, saya melihat mereka begitu tertarik tentang perkenalan kali ini dan mereka merespon dengan baik setelah perkenalan saya melakukan Tanya jawab tentang sejauh mana materi yang mereka dapatkan dari dosen samarinda kemudian saya lanjutkan materi setelahnya.

Saya begitu senang melihat mereka begitu menghormati dosennya, begitu memperhatikan jika saya menjelaskan, dan tenang pada saat mata kuliah yang saya bawakan dan juga ada beberapa mereka yang canggung saat saya panggil dan berhadapan dengan saya. Di awal awal mata kuliah yang saya bawakan saya bercerita tentang pengalaman semasa kuliah dulu dan mereka begitu tertarik jika saya bercerita dan itupun  bukan mudah bagi saya bercerita kalau selama ini saya pribadi yang tertutup, Dan saya adalah pribadi yang serius dan sangat serius untuk mencapai target.

Dipertemuan terakhir saya masuk dalam kelas mahasiswa disitu saya menyampaikan hal-hal apa yang harus mereka pelajari untuk UAS dan diakhir kata saya menyuruh mahasiswa saya untuk memberikan kritik dan saran terhadap cara mengajar saya selama ini dan rata-rata mereka banyak menyampaikan uneg-uneg terhadap saya. Maaf terkadang saya tidak menyadarinya dan saya rasanya masih banyak kekurangan dan sangat jauh dari kata sempurna. Ternyata benar kata pepatah menilai orang lain itu mudah tetapi menilai diri sendiri itu sulit, untuk melihat dirimu tanyakan saja kepada orang lain. Dan diakhir kata saya mengucapkan terima kasih atas kritik dan sarannya dan saya juga mengundang mereka semua untuk datang pada hari raya kerumah saya bertamu. Semoga aja mereka datang.

Sebagai dosen baru yang minim pengalaman saya harusnya banyak-banyak lagi menguasai keadaan kelas, tidak terburu-buru dalam menjelaskan, memperhatikan mahasiswa yang ketinggalan, memberi contoh yang mudah dipahami,selalu memberi umpan balik serta menerapkan metode-metode pengajaran yang mudah dimengerti oleh mahasiwa. Semoga saya masih diberi kesempatan ntah dikelas mereka lagi atau dikelas lain, saya ingin mengubah cara saya mengajar, dan melakukan pendekatan lebih dalam terhadap peserta didik.

0 komentar:

Posting Komentar

Minggu, 10 Juni 2018

Pengalaman Awal Mula Menjadi Dosen

Diposting oleh Unknown di 01.57

Saya adalah salah satu dosen lokal dipoliteknik negeri yang ada didaerah saya meskipun belum berstatus dosen tetap, masih berstatus dosen tidak tetap tapi tak mengapa karna ini adalah awal karier saya yang sesungguhnya dan ini adalah cita-cita saya dari dulu. Menjadi dosen itu adalah salah satu target hidup saya dan saya tidak menyangka bisa menjadi dosen diusia yang begitu sangat muda usia 22 tahun pada saat saya baru lulus dijenjang S1.

Baru kemarin rasanya menjadi mahasiswa, masih berkutat pada tugas akhir yaitu skripsi, masih setia menunggu untuk konsultasi dengan pembimbing, masih terus mengejar-ngejar dosen untuk mendapatkan tanda tangannya, masih suka berorganisasi dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk pengembangan diri semasa ditanah rantau. Ahhh… Baru kemarin rasanya pikirku diwaktu itu dan kemudian saya berada didunia yang masih asing bagiku “Dunia Dosen”.

Di awal karier saya menjadi dosen, rasanya agak canggung itu pasti, saya melihat wajah para dosen-dosen lama, pikirku waktu itu “apa bisa ya saya berbaur dengan mereka?”. Sementara saya menganggap diri saya masih seperti mahasiswa bukan dosen, ingatanku kembali pada saat menjadi mahasiswa menganggap mereka adalah dosen saya.

Saya sangat bersyukur ketika disuruh berkoordinasi dengan dosen tamu dari samarinda untuk melanjutkan mata kuliah yang dia ajarkan disitu saya belajar supaya tidak canggung lagi, dosen yang terpaut jauh umurnya diatas saya sekitar umur 50-an itu memanggil saya dengan sebutan “ibu” dan disitu saya merasa menjadi dosen sesungguhnya dan saya beranggapan jika memasuki dunia kerja adapun panggilan ibu/bapak itu adalah panggilan formal untuk menghormati orang lain. Dan saya juga merasa bersyukur sekali disuruh berkoordinasi juga dengan pak d***** dosen senior disana yang sama dengan jurusanku jadi saya bisa leluasa bertanya tentang apa-apa yang tidak saya ketahui dan memang orangnya masih muda ramah, baik hati serta tidak sombong.

Saya menunggu lama untuk masuk mengajar setelah dosen tamu dari samarinda kembali, Untuk pertemuan pertama saya tidak masuk karna terasa mendadak dan belum ada pemberitahuan tetapi cukup kaget ketika tiba-tiba ada mahasiswa menelepon dinomor saya dan saya belum ada persiapan materinya dan rumah saya sangat jauh dari kampus tapi pertemuan selanjutnya saya mencoba masuk dengan persiapan yang cukup.

Meskipun diterpa hujan ditengah jalan menuju kampus, saya mencoba untuk tetap datang dan memberanikan diri, pikiran mulai bertanya-tanya apakah saya ini sudah terlihat seperti dosen atau masih seperti mahasiswa? Kira-kira mahasiswanya gak tua dari saya kah ? kira-kira mereka hormat gak ya sama saya ? dan berjuta pertanyaan-pertanyaan lain mengelilingi pikiranku. Kemudian sesampai dikampus, disamping tangga saya melihat banyak mahasiswa berkumpul menunggu dosennya kemudian saya hampiri dan bertanya
“Dek Kelas 1A yang mana ya ?”
kemudian mereka menjawab “tidak ada kelas 1A kak, kelas 2A ”
“Jadi ini kelas berapa?”
“Kelas 2A”
“Oh iya maksud saya itu, belajar di Lab’kan ?”
“iya”
“Kalau begitu kalian masuk di Lab sekarang”
Kemudian mereka mengikuti saya dari belakang untuk bersama-sama menuju lab, tampak ada mahasiswa yang tidak begitu menghormati saya, dia tertawa sambil berjalan Ntah menertawakan saya atau hanya perasaanku saja.

Ketika semuanya sudah berkumpul hal pertama yang saya lakukan adalah meminta maaf karna salah ucap kelas dan meminta maaf karna tidak sempat hadir pekan lalu kemudian saya lanjutkan dengan perkenalan, saya melihat mereka begitu tertarik tentang perkenalan kali ini dan mereka merespon dengan baik setelah perkenalan saya melakukan Tanya jawab tentang sejauh mana materi yang mereka dapatkan dari dosen samarinda kemudian saya lanjutkan materi setelahnya.

Saya begitu senang melihat mereka begitu menghormati dosennya, begitu memperhatikan jika saya menjelaskan, dan tenang pada saat mata kuliah yang saya bawakan dan juga ada beberapa mereka yang canggung saat saya panggil dan berhadapan dengan saya. Di awal awal mata kuliah yang saya bawakan saya bercerita tentang pengalaman semasa kuliah dulu dan mereka begitu tertarik jika saya bercerita dan itupun  bukan mudah bagi saya bercerita kalau selama ini saya pribadi yang tertutup, Dan saya adalah pribadi yang serius dan sangat serius untuk mencapai target.

Dipertemuan terakhir saya masuk dalam kelas mahasiswa disitu saya menyampaikan hal-hal apa yang harus mereka pelajari untuk UAS dan diakhir kata saya menyuruh mahasiswa saya untuk memberikan kritik dan saran terhadap cara mengajar saya selama ini dan rata-rata mereka banyak menyampaikan uneg-uneg terhadap saya. Maaf terkadang saya tidak menyadarinya dan saya rasanya masih banyak kekurangan dan sangat jauh dari kata sempurna. Ternyata benar kata pepatah menilai orang lain itu mudah tetapi menilai diri sendiri itu sulit, untuk melihat dirimu tanyakan saja kepada orang lain. Dan diakhir kata saya mengucapkan terima kasih atas kritik dan sarannya dan saya juga mengundang mereka semua untuk datang pada hari raya kerumah saya bertamu. Semoga aja mereka datang.

Sebagai dosen baru yang minim pengalaman saya harusnya banyak-banyak lagi menguasai keadaan kelas, tidak terburu-buru dalam menjelaskan, memperhatikan mahasiswa yang ketinggalan, memberi contoh yang mudah dipahami,selalu memberi umpan balik serta menerapkan metode-metode pengajaran yang mudah dimengerti oleh mahasiwa. Semoga saya masih diberi kesempatan ntah dikelas mereka lagi atau dikelas lain, saya ingin mengubah cara saya mengajar, dan melakukan pendekatan lebih dalam terhadap peserta didik.

0 komentar on "Pengalaman Awal Mula Menjadi Dosen"

Posting Komentar

Cute Bow Tie Hearts Blinking Blue and Pink Pointer